Cerpen
>>>>♡Cahaya
untuk (Nama Kamu)♡<<<<
~No Copas
~No Maling
~No Edit
~No ngaku2
~Nobody Nobody But You ♫♪♫( ´▽`) ヘ(^_^ヘ) (ノ^_^)ノ *cuma nyanyii *
..Like before read !!
Boleh d share, tpi jangan d copas , apalgi ngedit ! Ɣg copas + edit , gua sumpain JERAWATAN SEUMUR HIDUP , amiin
~No Copas
~No Maling
~No Edit
~No ngaku2
~Nobody Nobody But You ♫♪♫( ´▽`) ヘ(^_^ヘ) (ノ^_^)ノ *cuma nyanyii *
..Like before read !!
Boleh d share, tpi jangan d copas , apalgi ngedit ! Ɣg copas + edit , gua sumpain JERAWATAN SEUMUR HIDUP , amiin
“Benarkah kau tidak ingin kesana ?”,
sekali lagi Fifah menanyakan itu
“Sudah ku bilang tidak !! berhentilah
bertanya !”, balas ku kesal
“Baiklah ! kalau begitu aku pulang dulu
yah ! maaf sudah mengganggu mu !”, pamit Fifah
Aku tak menjawab lagi. Dan ku dengar
suara langkah Fifah yg menjauh dan diakhiri dengan decitan pintu. Sepertinya
dia sudah pergi. Itulah yang ku tunggu. Aku menginginkannya pergi, karena jika
dia tetap disini, dia akan terus membahas soal si Bryant itu.
Bicara soal Bryant, dia adalah orang
yang paling ku benci dalam hidup ku. Karena dia aku seperti ini. Karena dia aku
buta. Karena dia aku tak bisa lagi melihat dunia yang indah. Dan karena dia,
aku kehilangan semuanya. Sekolah, teman, sahabat, semuanya tidak ada lagi,
karena aku cacat ! aku tak bisa apa-apa lagi sekarang ! dan itu karena manusia
bernama Bryant !
~~Flashback~~
Hari itu, aku dan sahabat sahabatku, Fifah
dan Bryant pulang sekolah seperti biasa. Kami berjalan di bawah teriknya
matahari siang. Dengan candaan dan guyonan lucu yang selalu membuat kami
gembira.
“Gue berani taruhan, bahkan telor ceplok
pun lo gak bisa bikin !”, ledek Bryant
“Yeeh..emang kenapa ? tapi, emang lo
bisa ?”, bls ku
“Nggak juga sih :3 “
“Yahh -______- capedeh !!!”, Fifah
“Eh, apaan nih ?”, Bryant merebut kertas
ulangan (nama kamu)
“Eh jangan ! itu nilai mtk gue ! jgan lo
liat ! “, cegah (nama kamu)
“Kenapa ? ahah, pasti nilai lo jelek deh
! makanya gak boleh di kasi liat ! tapi gue mau liat ah !”, usil Bryant
“Bryaaaaaaant !!”, (nama kamu) mencoba
mengejar Bryant. Tapi Bryant berlari menjauh. Akhirnya mereka jadi kejar2an.
Tapi mereka tidak sadar bahwa mereka sedang ada di jalan bukan di taman atau
lapangan, jadi mereka tdak seharusnya lari2an disana. Dan tiba2
“(Nama kamu) awasss !!”, teriak Fifah
(nama kamu) menoleh , daaaan
TPURUAKKDHH!!! TRAKDHH TRAKDHHH !!!
sebuah mobil yg rem nya blong datang
dari arah kiri (nama kamu). (nama kamu) tak dapat menghindar dan akhirya
terpental menabrak bagian depan kaca mobil. Fifah dan Bryant berteriak
histeris, dan berlari kea rah (nama kamu) yg terluka parah.
Dalam sekejab, orang-orang telah
mengerumuni tubuh gadis yg tertabrak ini.
(nama kamu) pun dilarikan ke rumah sakit.
@@@
Fifah, Bryant, dan orang tua (nama kamu)
menunggu dgn cemas di depan UGD. Mereka berharap, (nama kamu) masih bisa
terselamatkan.
17 menit kemudian …
Dokter keluar dari ruangan dan
menghampiri orang tua (nama kamu)
“Bagaimana keadaan anak saya ?”, Tanya
Papa (nama kamu) cemas
“Kecelakaan yg dialami anak bapak sangat
parah, sehingga menyebabkan ada penggumpalan darah di otaknya, hal itu
mempengaruhi saraf mata dan kemungkinan anak bapak akan buta !”, jelas Dokter
“Apa ? enggaak ! nggak mungkin !”, Mama
(nama kamu) menangis, “Anak saya tdak mungkin buta dok ! gak mungkin !!!”
~~Flashback Off~
Mulai saat itu, aku menjadi seperti
sekarang. Menjadi gadis tak berdaya dengan sebuah tongkat.
Aku seerti ini, karena ulah jail si
Bryant ! andai dia tdak merampas kertas ulangan ku hari itu, kecelakaan ini gak
bakal pernah terjadi ! aku benci Bryant !!
~~o0o~~o0o~~
Kriiing..kring..
Bi inah segera berlari mengangkat gagang
telepon, “Halo, selamat Pagi “, sapa Bi Inah
“Bisa bicara dgn Bu (nama mama kamu) ?”,
ucap seseorang di seberang sana
“Oh , tunggu sebentar !” ,, ‘Nyaa… ada
telefon !’
“Dari siapa ?”
“Gak tau, nya ?!!”
“Yaudah, kamu kebelakang sana !”
“Baik nya, permisi !”
*balik ke telefon*
“Iya halo !”
“Ini dgn Bu (nama mama kamu) ?”
“Iyah, saya sendiri ! anda siapa yah ?”
“Kami dari rumah sakit Pratiwi, kami
ingin mengabarkan kalo anak ibu yg bernama (nama lengkap kamu) telah
mendapatkan donor mata !”
“Benarkah ? dokter serius ?”
“Iyah, bu ! ini sumbangan langsung dari
pendonor untuk (nama kamu) ! jadi, besok (nama kamu) sudah bisa di operasi”.
“Baiklah, dok. Besok kami akan kesana !
terima kasih !”
Karena saking senangnya, mama (nama
kamu) segera menghampiri (nama kamu) di kamar.
“(nama kamu) ! (nama kamu) !”
“Mama kenpa ? heboh benner ?”
“Kamu harus denger ini sayang, kamu
dapet donor mata ! dan besok kamu sudah bisa di operasi !”
“Yang bener mah ? kok bisa ? perasaan
aku daftarnya baru sebulan yg lalu deh, kok langsung dapet ?”
“Gak tau ! tapi ini katanya khusus buat
kamu ! pendonornya sendiri yg menginginkan matanya untuk mu !”
“Oh yah ? baik sekali orang itu ? memang
nya siapa dia ma ?”
“Aduh, mama lupa nanya dokternya saking
seneng nya -_- ! tapi udahlah, besok jga kita ketemu sama keluarga pendonor !”
“Aku jadi gak sabar , Mam !!”
“Iyah sayang !”
~~**(Nama kamu)’s POV**~~
Aku berjalan menyusuri koridor rumah
sakit bersama Mama, Papa, Afifah, dan Nenek ku. Mereka hari ini khusus
mengantarku untuk menjalani operasi. Aku sangat senang, sebentar lagi aku akan
kembali melihat dunia.
4 jam berlalu…
Operasi pun selesai. Tapi aku belum
melihat. Mata ku masih di perban. Kata dokter aku harus menunggu 3 hari untuk
melepas perban ini. Barulah nanti aku bisa melihat.
Aku akan dengan sabar menunggu 3 hari
itu berlalu. Setiap hari aku di temani Afifah, sahabatku. Setiap pulang
sekolah, dia selalu datang untuk menemaniku dan membawa coklat kesukaan ku.
Tapi aku merasa ada yang kurang. Aku
merindukan sosok sahabatku yang lain. Aku merindukan Bryant. Aku rindu
suaranya. Aku rindu candaannya. Aku rindu dgn lesung pipinya yg sangat dlam
itu. Jujur, entah mengapa sekarang aku sudah tdk terlalu membencinya lagi. Aku
mulai membenarkan ucapan papa, mama dan Fifah yg mengatakan bahwa Bryant tdak
sengaja. Tak seharusnya aku menyalahkannya.
Tapi aku juga sudah terlanjur
membencinya, dan menyuruhnya agar tak kembali lagi kehidup ku untuk selamanya.
Andai mata ku bisa menangis, pasti
sekarang pipi ku sudah di banjirinya. Haruskah ku katakana pada Fifah untuk
memanggilnya ?
“Hey, (nama kamu) ? knapa lo murung ?”,
Tanya Fifah
“Eng…enggak ! gue Cuma ngantuk ajh !”,
alibi ku
“Oh, kalo kmu mau tidur ajah ! gak papah
kok !”
“Terus kamu gak ada yg temenin ?”
“Gak papah kali, (nama kamu) ! gua bisa
ngebaca novel sambil nunggu lo bangun ! kebetulan tadi gua abis beli novel baru
! oh atau lo mau gue bacain ?”
“Eh, gak usah ! gua tidur ajh ! lo baca
sendiri ajah ! byee !”
Fifah membantu ku untuk berbaring.
Kemudian aku coba untuk pergi kea lam mimpi.
~~o0o~~o0o~~
Aku duduk di taman biasa tempat aku,
Fifah dan Bryant bermain. Kali ini mata ku tdak gelap ataupun tertutup perban
lagi. Aku sekarang sudah bisa melihat, sudah normal. Tiba2 ada yg
menghampiriku.
“Hy (nama kamu) !”, panggil seseorang,
suaranya sangat tdk asing bagiku.
Aku menoleh ke arahnya , “ Lo ?”
“Iya, ini gue Bryant !”
“Pergi lo !”
“Please, sekali ini gue pengen ngomong
ke lo ! tolong lo dengerin gue ! gue janji, abis ini, gue bener2 bakalan pergi
dari hidup lo !”
Ak hanya terdiam. Membiarkannya
melanjutkan kata2nya. Karena sejujurnya aku juga penasaran.
“(Nama kamu) gue boleh gak minta satu
permintaan sama lo ?”
“Apa ?”, entah mengapa aku mengatakan
itu.
“Gue mohon, setelah ini, apapun yg
terjadi di hidup lo, lo harus tetep jadi (nama kamu) yg ceria ! gue gak mau lo
nangis ! tolong lo jangan pernah bikin air mata lo jatuh ! sekalipun menghadapi
kenyataan yg sangat menyedihkan dalam hidup lo !”
Aku mengerutkan kening, tapi aku juga
mengangguk mantap, “okeh ! gue turutin ! sekarang, lo yg harus turutin janji lo
! pergi lo dri idup gue !”
“(nama kamu) ! bangun sayang ! ini
dokter fendy sudah datang !”, ku dengar suara mama membangunkan ku. Ternyata
tdi aku hanya bermimpi bertemu dgn Bryant.
“Iyah ma ? ada apa ?”
“Kamu lupa ? hari ini perban kamu akan
di buka sayang !”
Oh iyah ! wah, ternyata sudah tiba
waktunya ! ini adalah saat paling mendebarkan dlm hidupku. Tuhan, akankah aku
bisa melihat lagi ?
Perlahan dokter melepaskan perban yg
menutupi mataku selama 3 hari ini. Lalu saat seluruh bagian perban itu
kurasakan telah habis, dokter mempersilahkan ku untuk membuka mata secara
perlahan-lahan.
Dengan hati-hati aku coba membuka mata.
Samar2 ku lihat mama dan papa. Lalu kemudian menjadi semakin jelas. Sekarang
aku melihat semuanya ! mama, papa, nenek , Fifah, dokter dan susternya. Aku
melihat mereka tersenyum ke arahku. Tuhan, terima kasih !
Mama memelukku. Kami menangis dlm haru.
Karena Tuhan telah memberiku kesempatan sekali lagi untuk melihat dunia.
“Ma, apa mama udh ketemu sama keluarga
pendonor itu ? aku ingin bertemu mereka ma ! aku ingin berterima kasih pada
mereka !”, pinta ku
Mama dan Fifah saling pandang.
“Umm..(nama kamu), biar aku yg akan
mengantar mu ke rumah mereka setelah kau di bolehkan keluar dri ruma sakit ini
!”, ucap Fifah
“Okey J)”
~~o0o~~o0o~~
“Ngapain sih kita kesini ? harusnya kan
kita ke rumah keluarga pendonor mata ku ! Bukan ke rumah si Bryant ! ”, heran
ku
“Aku ada keperluan sebentar (nama kamu)
! masa aku mau nemenin kamu, tapi kamu gk mau nemenin aku ?! ayolah, bentar ajh
!”, bujuk Fifah
“Okey, ayo kita masuk !”
Kling Nong…Kling Nong …
“Iyah sebentar !”, terlihat seorang
wanita membukakan pintu. Yg ku ketahui adalah Mama Bryant.
“Eh, kalian ! ayo silahkan masuk !”,
Mama Bryant mempersilahkan
“Kami sudah menunggu kedatangan kalian
sejak tadi, soalnya mama (nama kamu) sudah ngabarin klo kalian akan kesini !”
Aku mengernyitkan kening, ‘Sebenarnya
apa keperluan Afifah disini ?’
Lalu kami berjalan menuju ke kamar
Bryant. Kami kan tamu, harusnya kami dipersilahkan duduk di ruang tamu, bukan
ke kamar Bryant !
Ada sensasi tersendiri yg ku rasakan
saat memasuki kamar ini. Aku sangat merindukan saat2 aku dan Bryant bermain
disini. Tapi, kemana anak itu ?
“Ini nak (nama kamu) !”, mama Bryant
menyodorkan sesuatu pada ku.
Aku membuka lipatan kertas itu, dan ku
dapati :
Hy (nama kamu) ! apa sekarang kau sudah bisa melihat dunia mu
lagi ? apa kau sudah membaca surat ini dengan mata mu sendiri ? (nama kamu), tahu
kah kau, mata siapa yg kau gunakan saat ini ? apakah kau sudi jika mengetahui
bahwa mata itu adalah mata ku ? ku harap kau tidak berfikiran untuk melepasnya
kembali ! ku mohon jga lah mata itu ! hanya itu yg bisa ku berikan untukmu !
maaf karena aku membuat mu hidup dlm kegelapan dalam berbulan-bulan. Tahukah
kau, selama ini aku hidup dalam keterpurukan dan rasa bersalah. Beribu cara
telah ku coba untuk menyampaikan maaf pada mu ! tapi ku tau, kau tak akan
pernah bisa memaafkan ku. Untuk itu, ku serahkan mata ku untukmu. Aku tau, aku
berdosa, karena aku bunuh diri. Tapi aku tdak tau bagaimana lagi caranya untuk
memberikan mata ini secepatnya padamu. Biarlah dosa ku kutanggung sendiri. Yg
penting, kau bisa tersenyum kembali. Berjanjilah kau tidak akan menangis
untukku ! aku tdak ingin kau menangis !
Salam
Bryant
~~@@~~
Apa ini ? benarkah ini ? aku tdk percaya
! Bryant, kenapa kau sungguh bodoh ? kenapa kau membuang hidup mu untukku ? Bryant
!! aku tdak mungkin tdak menangisi mu !
Perlahan air bening itu mengaliri pipi
ku. Aku memeluk Afifah. Kurasakan Fifah juga menangis. Mama Bryant jga. Kami
semua tenggelam dalam kesedihan. Bryant ! ku mohon kembalilah !
“Tante, aku ingin ke makam Bryant !”,
pinta ku
“Baiklah, ayo kita kesana !”
~~o0o~~o0o~~
**Author’s POV**
Bunga berguguran di atas gundukan tanah yg
masih merah, langit yang mendung menambah suasana semakin terasa hampa dan
menyedihkan. Butiran air mata menetes di pipi (nama kamu).
Gadis ini terduduk lemah bagai tak ada tenaga lagi. Kepalanya menempel di atas
nisan bertuliskan BRYANT SANTOSO, air mata nya terus mengalir bagai tak akan
habis, karena kepedihan dan rasa bersalah yg akan terus menyelimutinya.
Tapi tiba2 sepasang tangan yg lembut membelai rambut gadis ini.
“Bryant ?”, (nama kamu) tak percaya
“Aku senang masih bisa melihatmu, (nama kmu) ! ini adalah kesempatan
terakhir untuk ku. Karena itu ku mohon, berhentilah menangis ! tolong hargai
permintaan ku itu !”
Aku mencoba tersenyum walaupun pahit , “Iyah, aku janji ! aku tdak akan
menangis lagi ! aku menyayangimu sahabat ku !”, ucap ku memeluk Bryant, tapi
aku malah terjatuh ke atas rumput. Karena sebenarnya Bryant yg tadi adalah
imajinasi ku saja.
Tapi aku telah berjanji, aku tdak akan menangis lagi untuk mu sahabatku
:_)
~The End~
Abis
deh ! gimana ? jelek yah ? typo yah ? gaje yah ? sorry aku bukan penulis handal
! so, byeee !!
Lempar kulkas mu ke tombol LIKE !!
..:: Eneng’dylah ::..
Menharukan banget..semua cerpen dan cerbungnya baguss.. Hmm sampe nangis aku.,tp lbh nangis cerpen yang "Tapi Bukan Aku"... ;-(;-(
BalasHapus