‘Cerpen
>>>>♡Tapi Bukan
Aku♡<<<<
Title : Tapi Bukan Aku
Title : Tapi Bukan Aku
Author : Nur Fadilah
Syawal è fb : Dylah Mikayla BSF
Theme : Keluarga,
Persahabatan, Cinta
Genre : Sad, and
entahlah -_-
Cast :
~Karel (Karel lagi
Karel lagi, Cerita tentangnya lagi *nyanyi ala Blink :D *)
~Farel
~(Nama Kamu)
~MS7
~Karel’s Family
~~o0o~~o0o~~
~No Copas
~No Maling
~No Edit
~No ngaku2
~Nobody Nobody But You ♫♪♫( ´▽`) ヘ(^_^ヘ) (ノ^_^)ノ *cuma nyanyii *
..Like before read !!
Boleh d share, tpi jangan d copas , apalagi ngedit ! Ɣg copas + edit , gua sumpain JERAWATAN SEUMUR HIDUP , amiin Ya Allah
~Karel’s POV~
“Please, bertahan, Rel !”, sekali lagi aku mencoba
menyemangati saudara kembarku yg kini bersimbah darah. Aku pun begitu, tapi
luka ku mungkin tak separah luka Farel. Ya, kami berdua sedang mencoba bertahan
menunggu keajaiban agar ada yang menolong kami, karena kami berdua baru saja
kecelakaan. Mobil kami menabrak pohon.
Aku mencoba
merangkul Farel dan berjalan keluar dari mobil, sebelum mobil ini meledak. Sakit
sekali. Tapi aku harus bertahan demi saudaraku.
“Toloooong …”,
teriakku dgn sisa tenaga yg ku punya sambil terus merangkul Farel.
“Udahlah, Rel
gak perlu ! mending lu lari ajah sekarang, gak usah nolong gue, gue juga tetep
gak akan selamat !”
“Lu gak boleh
ngomong gitu, kita pasti bisa !”, jujur aku kesal karena ucapannya yg pasrah
itu. “Toolooong!!”, jeritku sekali lagi. Namun tak ada jawaban, yg kudengar
hanya suara gesekan antara kaki kami dengan rumput2 yang sudah meninggi ini.
Ya, kami memang jauh dri suasana kota
sekarang.
“Rel, gue mau
lu janji satu hal !”, bisik Farel sangat lemah
“Apa?”
“Kalo gua gak
selamat, please lo jalanin peran gue ! please jadi Farel !”
“Hah? Kenapa ?”
“Gua gak mau
bikin (Nama kamu) sedih karena kehilangan gue, please lo jadi gue, jadi
pacarnya dia !”
Aku sangat
terkejut mendengar permintaan Farel, “Lalu, orang2 akan menyangka bahwa aku
yang mati ?”
“Iyah ! Itu
kalo lo mau ?! tapi please, gue gk bisa liat (Nama kamu) sedih !”, lirih Farel
“Tapi gue gak
mungkin bisa jadi lo, Rel !”
“Kenapa enggak
? wajah kita persis sama ! hobby, kepintaran, sifat, kita sama !”
“Tapi ada satu
hal yg gak gue punya dri lo , Farel ! cinta (Nama Kamu) ! dia cinta sama lo !
bukan sama gue !”
Tiba2 tubuh
Farel benar2 ambruk. Ia terjatuh dari rangkulanku. Aku bingung. Aku harus
bagaimana ??
Ku dengar suara
kendaraan yang lalu lalang, sepertinya aku sudah dekat dengan jalan raya. Aku
berlari menuju peradaban untuk mencari bantuan. Untuk sementara Farel yang
mungkin sedang pingsan ku tinggalkan.
“Astagfirullahaladzim
!”, seorang pria meng-rem mobilnya secara mendadak karena melihat seseorang
yang berlari dengan lengan yang berdarah dari padang ilalang. Segera ia keluar
dan menghampiri pemuda itu.
“Kamu kenapa ,
nak ?”
“Pak, tolong
saudara saya ! dia ada disana !”, ucapku lirih menunjuk tempat Farel. Dan tiba2
penglihatanku berkunang-kunang hingga akhirnya gelap.
~~o0o~~o0o~~
Perlahan ku
buka mata. Aku sekarang berada di ruangan dengan cat hijau. Di sampingku
terlihat sebuah tiang infuse dengan selangnya yang menuju ke tanganku. Aku
melihat sekeliling, tak ada siapa-siapa. Farel ? Mama ? Papa ? kalian dimana ?
lirih ku mencari orang-orang yang ku cinta.
Tiba-tiba pintu
terbuka, terlihat seorang suster menyapa ku ramah.
“Kau sudah
bangun ? kenapa teriak teriak ?”, tanyanya dengan senyuman
“Apa tak ada
seorang pun yang bersamaku ?”, tanyaku
“Hmm… tenangkan
dulu fikiran mu. Dokter bilang, kau tidak boleh banyak memikirkan sesuatu yang
berat sekarang !”
“Tapi dimana
saudaraku ?”
“Berjanjilah
bila aku memberitahumu, kau tidak akan melakukan apapun yang mungkin
membahayakan !”
“Iyah, apa ?”
“Dia meninggal
“, hanya kata itu yang ku dengar. Suster itu lalu menunduk. Aku menangis.
“Hey, jangan
menangis ! kau masih punya anggota keluarga yang lain kan ? bisakah kau memberi
kami nomor telfon mereka ? karena selama 3 hari kau koma, kami belum
menghubungi siapapun karena tidak ada petunjuk yang kami temui !”
“3 hari ? aku
koma ?”
“Iyah ! kami
sempat berfikir bahwa kau akan bernasib sama seperti kembaranmu, tapi ternyata
kau lebih beruntung ! sekarang siapa namamu ? dan berikan aku nomor telfon
orang tua mu !”
“Nama ku Ka…
‘Kalo gue pergi, please lo jalanin peran gue ! lo jadi Farel !’, kembali
permohonan Farel terngiang di kepalaku. Harus kah aku menjadi dirinya ? tapi
inilah permintaan terakhir dari saudaraku?!
“Nama ku Farel
!”, ucapku mantap. “Aku Farel dn kembaranku itu Karel ! kalau nomer papa,
0***********”
~~o0o~~o0o~~
Aku sedang
mencoba untuk tidur saat seseorang ku rasakan sedang membelai rambutku. Aku
membuka mata. Ku lihat , Mama, Papa, dan Nenek ku ada disini.
“Mama …”,
lirihku saat mama memelukku.
“Farel, kami
tidak menyangka kau masih hidup sayang ! dari berita di tv, soal kecelakaan bus
itu, polisi telah menyatakan bahwa tak ada satupun yang selamat. Apalagi karena
bus yang meledak, tidak ada yang bisa diidentifikasi dengan jelas ! tapi
sekarang kau disini, di pelukan mama. Mama sangat bersyukur !”, ucap mama
dengan terus menangis
“Mam, maaf
Farel gak bisa jaga Karel ! farel gak berhasil menyelamatkannya !”
“Itu bukan
salahmu, itu kehendak Tuhan !”, ucap nenek yang juga menangis.
~~o0o~~o0o~~
Mama menangis
sejadi-jadinya di depan nisan bertuliskan nama KAREL SUSANTEO. Bahkan nenek
sudah berkali-kali pingsan. Papa terlihat terus membisikkan pada mama ,
“Sabarlah, itu sudah jalannya. Biarkan Karel pergi dengan tenang !”
Hati serasa
teriris mendengar itu, “Ma, Pa, Karel disini ! Yang ada di dalam makam ini
Farel, bukan Karel !”, rintih ku dlm hati.
~~o0o~~o0o~~
Sudah 1 minggu
semenjak kecelakaan itu. Aku dan Papa baru saja pulang dari rumah sakit selepas
melakukan control di rumah sakit karena memang aku masih harus rawat jalan.
Tiba2 saat aku
turun dari mobil, nenek menghampiriku dan membisikkan sesuatu, “Ada yang
menunggumu sejak tadi !”
Aku
mengernyitkan kening, “Siapa ?”
“Udah, masuk
ajah ! kamu juga akan tau sendiri !”, nenek mulai dengan nada genit.
Aku berjalan
gontai memasuki rumah. terlihat seorang gadis duduk di ruang tamu. Aku
menghampirinya, “Hai !”, sapaku.
Tiba2 ia yang
menyadari kehadiranku langsung memelukku.
“Aku sangat
merindukanmu !”, ucapnya dengan lembut.
entah kenapa
hatiku sangat senang dan nyaman. Jujur, sejak dulu aku memang mencintai gadis
ini, dan sekarang aku di peluknya ?
(nama kamu)
melepaskan pelukan, “Kau sungguh kaku ! tidak merindukanku ?”, ucapnya memutar
bola mata.
Aku hanya
tersenyum tipis. Rasanya tidak enak jika aku membalas pelukan pacar adik
kembarku.
“Farel, kamu
kenapa sih ?”, (nama kamu) menatapku dalam
“Tidak papah.
Aku hanya masih tidak enak badan :D “, alibiku
“Ouh”
~~o0o~~o0o~~
Hari pertama
masuk sekolah lagi untukku. Harusnya semester genap telah mulai seminggu yang
lalu. Tapi karena kecelakaan itu, aku harus absen selama seminggu. Sedikit ku
ceritakan tentang kecelakaan itu, karena ku tau kalian pasti bingung. Jadi,
waktu itu aku dan Farel pergi ke desa untuk berlibur di rumah nenek. Setelah
seminggu disana, kami pun pulang lagi ke Jakarta karena esoknya sudah hari
pertama sekolah. Kami menaiki bus pagi. Tapi diperjalanan, bus yang kami
tumpangi kecelakaan. Dan terjadilah itu semua.
“Hy, Rel !”,
sapa Bryant menepuk pundakku
“Eh, hy J “, bls ku
“Lo udah gak papah
kan ?”, Tanya Bryant
“Gak papah kok.
Udah gak ada luka serius. Tinggal luka di kepala gue nih yang harus nunggu
kering !”
“Ouh, pantesan
di perban !”, Bryant manggut-manggut. “Eh, gue udah denger soal Karel, turut
berduka cita yah ?!”
“I..iyah !”,
ucapku terbata. Lagi-lagi hatiku sakit mendengar jika ada yang menyebutku telah
tiada.
“Oey !”, BD dan
MS7 lainnya mengagetkan kami
“Hy, Farel !”,
sapa Ajil
“Eh, Rel,
untung lo udah sembuh ! kita butuh lo banget tau !”, ucap Raza antusias
“Emang kenapa
?”, heranku
“Minggu depan,
ada pertandingan basket , dan kita gak bisa main dong tanpa lo ! sang kapten
!”, sambung Raza lagi
Oh iyah,
sekarang kan aku menjalankan peran Farel, berarti aku selain jadi pacar (nama
kamu) , aku juga adalah Kapten basket + ketos. Yah, memang Farel memiliki
segalanya, segala yang aku inginkan, tapi aku tidak ingin memiliki itu semua
sebagai dia ! aku ingin menjadi diriku sendiri ! aku adalah Karel !. lagi2 aku
hanya ngomel di dalam hati. Aku tidak tau harus bagaimana ?!
“Rel, nanti lo
bisakan anter kita ke makam Karel ?”, Tanya Bagas
“Okeh !”,
jawabku singkat
“Gak nyangka
yah, Karel berumur singkat !”, Jose menunduk.
“Sssst..lo
jangan ngomong gitu deh, lo gak liat, si Farel jadi sedih tuh ! pasti inget
Karel deh !”, bisik BD
“Ya sorry :3 “
“Hellooo
semuanya !”, sapa (nama kamu) dengan ceria
“Hy (nama kamu)
!”, bls semua MS7 kec Karel eh Farel maksudnya
“Eh, Farel
kenapa ?”, heran (nama kamu) menyenggol lengan Bagas
“Mana gue tau !
kangen Karel kali !”, bls Bagas
“(Nama kamu),
hibur dia kek, bawa kemana gitu !”, saran Bryant
“Iyadeh !”, (nama
kamu) mengakhiri acara bisik2 itu dan memanggil ku, “Rel, kantin yuk !”, ajak
(nama kamu)
“Aku gak lapar
!”, bls ku menolak dgn lembut
“aaah, ayo !”,
(nama kamu) menarik lenganku. Kami pun beranjak keluar kelas
@@@
“Ngapain sih
kesini ?”, Tanya ku
“Issh..kamu kok
dari kemarin cuek + dingin banget sama aku ?! aku kan Cuma pengen hibur kamu !
kamu berubah banget sih ! apa pas kecelakaan itu kepala kamu kebentur sampe
berubah kayak gini ?!”, ambek (nama kamu) melepaskan genggamannya pada tanganku
dan membuang pandangannya sejauh mungkin
“Marah yah ?”,
lirihku memalingkan wajah (nama kamu) agar menghadapku
“Siapa coba yg
gak marah, kita udh gak pernah ketemu selama 2 minggu lebih, belum lagi saat
kamu di rumah sakit dn koma waktu itu, kita gak pernah kontek2an lagi kan ? dan
saat kita ketemu, kamu bersikap acuh dan dingin sama aku ! aku kayak gak liat
kamu yang dulu, Rel !”
‘Tapi (Nama
kamu), aku memang bukan Farel ! aku gak tau gimana cara Farel memperlakukan
mu?! Karena aku bukan dia !’, batinku
“Tuh kan diem
lagi ? Issshhh~ “, (Nama kamu) menghentakkkan kaki dan melangkah menjauh. Tapi
tangan ku dengan cepat menangkapnya.
“Maaf…aku…aku
hanya masih tidak bisa menerima kenyataan !”, entah kenapa aku mengatakan ini?
“Kenyataan soal
apa ? Karel ?”, kini (nama kamu) dgn nada lembut
“Udahlah, gak
usah di bahas ! skrg, kita ke kantin yuk ?”, ajak ku dgn mencoba memasang raut
wajah ceria
(Nama kamu)
tersenyum, “Eh, tunggu ! aku hampir lupa, tunggu bentar yah, aku ke kls dulu
!”, ucap (nama kamu) langsung berlari menuju kelas tanpa menunggu
persetujuanku. Aku hanya berdiri diam, sesuai permintaannya, aku harus
menunggunya disini.
“Gak usah ke kantin
! duduk sana ajah yuk !”, ucap (nama kamu) saat tiba di dekatku dan mengajakku
untuk duduk di bangku taman. Kami pun duduk disana.
“Aku bawa
makanan kesukaan kamu loh, taaadaaa…”, (Nama kamu) membuka kotak bekal yg baru
saja ia ambil di kls tadi
GLEKK… Aku
menelan ludah, “Udang ?”
“Iya ! udah
lama yah kita gak makan ini bareng, eheheh..”, (Nama kamu) terlihat bersemangat
‘Mati gue x_x
…gue kan alergi udang !!’, batinku
~~o0o~~o0o~~
@Home (Karel’s
room)
“Gatel !! ah,
uh, mama…!”, aku tak henti2nya menggaruk seluruh bagian tubuhku. Dan kini aku
terlihat menyeramkan karena tubuhku di penuhi bintik merah yang rasanya sangat
gatal. Ini pasti gara2 udang ! ah, lagian kenapa sih Farel pake acara suka
makanan itu ?? Jadinya gue harus makan deh ! -____- . perasaan gue baru
beberapa hari jadi Farel, udh semenderita ini -_- .
Tiba2…
Tok…Tok…Tok…
“Farel, makan
siang dulu sayang !”, ku dengar suara lembut mama dari balik pintu.
“Iya, Ma !”,
bls ku berniat keluar.
Tapi, eh tunggu
! aku tidak mungkin keluar dlm keadaan seperti ini ?! apa reaksi mama jika
melihat kulitku ? yang mama tau kan sekarang aku adalah Farel ? dan penyakit
alergi ini milik Karel bukan Farel !..Aduuuh!! masalah lagi nih !
“Farel ? kamu
kemana sih ? mama tunggu di bawah yah ?!”, ucap mama lalu pergi
“I..iyah Ma !”,
ucapku sambil terus berfikir.
###
“Kamu kenapa,
Rel ? ngapain pake jaket, sarung tangan, masker, sampe kacamata kayak gitu ?”,
heran mama melihat penampilanku yang sangat ‘aneh’ ini. Yah aku terpaksa
begini, dripada ketahuan ?!
“Hm…itu ma,
Fa..rel lagi …
Tiba2 handphone
mama berbunyi
“Iya hallo ?”,
ucap Mama pd seseorang di seberang sana
“Eh iyah, ini
udh mau berangkat ! tadi Cuma nyuruh anak aku buat makan dulu ! yaudah tungguin
yah !”, mama kemudian menutup telfonnya.
“Mama buru2 mau
ke Arisan. Kamu makan yah ! baik2 di rumah, dan ganti pakaian kamu yg aneh itu
! -_- “, perintah mama
“Okey Ma :D “,
bls ku
“Yaudah, byee
honey !”, pamit mama menuju keluar
“Hufth~ hampir
ajh !”, aku menghela nafas lega
“Loh ? den
Farel kenapa ? perasaan di luar gak lagi turun salju deh, ngapain pake
perlengkapan segininya ?”, heran Bi Imah yg tiba2 ada di belakangku
“Yah jelas lah
gak ada salju, sejak kapan ada hujan salju ke Indonesia :3 …emang bibi mau tau
ajh, atau mau tau banget ?”
“Mau tau banget
!”, bls bi Imah
“Ih, si bibi
kepo deh !”, aku tersenyum jail
~~o0o~~o0o~~
Pagi ini aku
terbangun dan langsung berlari menuju cermin, untuk memastikan bahwa bentol2
alergiku sudah hilang. Benar saja ! skrg aku sudah normal lagi ! yah, waktu aku
masih menjadi Karel, klo alergi ku kambuh, aku pasti langsung minum obat dan
esoknya sembuh. Untunglah obat itu masih ada tadi~
Aku pun
bergegas untuk mandi dan bersiap ke sekolah.
@@@
“Pagi Farel,
sudah sarapan ?”, sapa (Nama kamu) saat aku tiba di bangku ku. Ya, kami memang
sebangku.
“Belum, tadi
buru2 !”, blsku
“Tuh kan, benar
dugaanku, kamu tuh harus rajin makan ! apalagi sarapan ! mengisi perut di pagi
hari itu sangat penting !”, (Nama kamu) mulai kayak mama -_- . baru ku tau,
ternyata pacar adik kembarku ini bawel -_- .
“Nah, untuk
itu, makan nih !”, (Nama kamu) menyodorkan kotak bekalnya.
‘Aih ! pasti
udang lagi deh ! OGAH !’ , jijikku dlm hati. Aku berfikir untuk mencari alasan
agar (Nama kamu) tak memaksaku memakan makanan menyebalkan ini.
“Rel ! ternyata
lu disini ! ke lapangan yuk ! kita mau latihan !”, ucap Bagas menarik tanganku.
“Iyah iyah !
hmm…(nama kamu) gue pergi dulu yah, byeee !”, pamitku langsung pergi bersama
Bagas.
“Eh tapi
makanannya ?”, (Nama kamu) terdengar kesal. Ahaha, terima kasih Bagas, kau
telah menyelamatkan ku :v
~~o0o~~o0o~~
“Farel, entar
nonton yuk ! ada film horror baru yang katanya keren loh di bioskop !”, ajak
(nama kamu)
“Film horror ?
gak ! mending kita nonton comedy atau telenovela ajah !”
(Nama kamu)
menggaruk kepalanya yg tak gatal. “Sejak kapan kamu suka itu ? bukannya kau
suka film horror atau film action yang extreme, gitu kan ?”, heran (nama kamu).
Aih! Lagi2 aku
lupa ! aku ini kan Farel , bukan Karel ! ck, padahal aku tidak suka dan takut
untuk nonton film horror !
“Farel ?
hellooo!”, (nama kamu) membuyarkan lamunanku
“Eh iay ! nnti
aku jemput kamu jam 2, okey !”
(nama kamu)
menganngguk pertanda setuju.
“Aaaargh !!”,
sekali lagi aku menjerit dan menutup wajahku dgn jacket ketika hantunya muncul
di layaar kaca. Aku tidak peduli tanggapan orang2 ttg aku yg sangat penakut.
Karena itulah kenyataannya ! tapi selain hantu, ada yg lain yg mengganjal
fikiranku, bagaimana komentar (nama kamu) ttg aku ini ? knapa aku mendadak
parno ? kenapa takut horror ? pasti itu akan ditanyakannya saat kita keluar dri
bioskop nanti.
“Rel, kamu tuh
kayak cewek tau gak ! aku ajah yg cewek gk sehisteris itu ! padahala yg tadi
kan gk serem2 amat ! malahan kita sering nonton yg lebih serem dri itu, tpi
kamu gak perah ngejerit jerit kayak tdi ! kamu aneh banget deh !”, omel (nama
kamu) padaku saat kami dlm perjalanan pulang. Aku lebih memilih diam,
terserahlah ia ingin bilang apa. Aku pun mati gaya gara2 film horror tadi -_- .
~~o0o~~o0o~~
Alunan nada
yang di hasilkan dri jari2ku yang menari-nari di atas piano terdengar memenuhi
ruangan. Bermain piano adalah hobiku. Dengan bermain piano, aku akan merasa
lebih tenang.
Tiba2 mama mendekatiku
dgn menatap heran, “Tumben sekali, Farel ? bukannya kau tidak suka bermain
piano ? kamu kan lebih senang dengan gitar ! dan sejak kapan kamu mahir
memainkan ini ? inikan lagu kesukaan Karel !”, aku tersentak mendengar kata2
mama. Ahh~ kenapa Farel selalu memiliki kesukaan yg terbalik dgn ku ? kalau
begini terus, aku tidak mungkin bisa selamanya memainkan perannya. Aku ingin
menjadi Karel lagi !
“A…aku…merindukan
Karel, Ma !”, hanya itu yg dapat ku katakan. Mama memelukku.
“Mama juga !”,
lirih mama sambil menangis.
~~o0o~~o0o~~
Aku berjalan
menyusuri pemakaman siang ini. Aku menuju makam Farel, eh maksudku Karel. AH
SUDAHLAH, TIDAK USAH DIPERMASALAHKAN !
Aku duduk di
sebelah pusara yg memiliki nisan dgn tulisan KAREL SUSANTEO. Miris ! aku masih
hidup tapi aku memiliki makam -_- . tak terasa air mataku mulai mengalir. Itu
karena aku merindukan saudaraku dan juga aku merindukan hidupku.
Aku masih
hidup, tapi aku tak bisa menjadi diriku. Farel, ikhlas kah kau jika aku ingin
menjadi Karel kembali ? Farel, ku mohon jangan egois ! jangan fikirkan dirimu
sendiri ! fikirkan aku juga ! aku tau, seorang kakak harus selalu mengalah,
tapi aku tidak mau mengalah untuk masalah yang satu ini. Aku menderita ! aku
merindukan saat2 dimana orang2 memanggilku dgn sebutan KAREL bukan FAREL ! Aku
ingin orang2 menganggap, sang kapten basket, si ketua OSIS, dan pacar (Nama
kamu) itu adalah KAREL bukan FAREL ! Aku memang senang mendapat semua
jabatanmu, mendapatkan posisimu di hati (Nama kamu) ! (Nama kamu) memang
memperlakukanku sebagai orang yg ia cintai ! TAPI BUKAN AKU yang disayanginya !
hanya kau Farel ! Bukan KAREL !... aku menumpahkan semua isi hatiku sambil
terus menangis.
“KAREEEL ?”,
suara seseorang mengagetkanku. Aku menoleh dank u dapati (nama kamu) berdiri
tepat di belakangku.
“(NAMA KAMU) ?
sejak kapan kau disitu ? bagaimana kau bisa kesini ?”, tanyaku terkejut
“Itu gak
penting ! sekarang jawab pertanyaan ku, kau ini sebenarnya siapa ? apa benar yg
ku dengar ? kau adalah Karel ?”, lirih (nama kamu) dgn nafas memburu
Aku terdiam.
“Jawab ! Lo
sebenarnya siapa ? hah?”, gertak (nama kamu) dgn nada yg mulai meninggi
“A…aku Karel
!”, jawabku lesu
PLAK!!!
(Nama kamu)
menamparku. “Dasar penipu ! buat apa lo nyamar jadi Farel hah ?”, ucapnya dgn
emosi yg tak terkendali. “Apa lo pikir, dgn jadi dia, lo bisa dapetin semua yg
dia punya ? lo pikir gue bisa jadi pacar lo ?”, lanjutnya lagi dgn air mata yg
mulai mengalir.
“Nggak (nama
kamu) ! aku gk maksud untuk itu ! dengerin dulu penjelasanku !”
“Stoooop ! gue
gak mau denger apa2 lagi ! gue benci sama lo ! pembohong !!!!”, (Nama kamu)
lalu berlari pergi.
Aaaargh bego!!
Kenapa gue bikin (nama kamu) nangis ? Farel pasti kecewa banget sama gue !
sorry Rel, gue gak nepatin janji buat bikin dia selalu bahagia seperti saat dia
ada di sisi lo !
“Hy ma, hy pa J “, aku menghampiri orang
tuaku yg sedang menonton tv. Aku lalu duduk di tengah2 mereka.
“Hy, kamu kok
jadi kayak Karel sih ? sukanya langsung ke tengah2 ?”, Tanya papa.
Aku hanya cengengesan,
“Ma, Pa, aku mau bikin pengakuan !”, ucapku lirih.
“Apa?”, kini
papa menatapku serius.
“Jangan bilang
kamu dapat nilai merah di sekolah ?”, hardik mama tiba2 tanpa alasan -_- .
“Enak ajah !
Karel tuh pinter tau !”, ucapku sewot.
“Karel ?”, papa
mengulang kata itu untuk memastikan. Ia terlihat heran. Matanya menerawang.
Aku mulai
tegang… kenapa aku keceplosan ? aduuuuh !!
Mama dan papa
masih terdiam menunggu penjelasan dariku. Yang aku sendiri belum berani untuk
membuka mulut.
“Sebenernya…
aku ini Karel !”, ucapku tiba2 membuat orang tuaku terbelalak
“Farel, jangan
bercanda kami tidak ingin main2 skrg !”,
papa dgn nada serius dn berwibawa.
“Karel serius !
aku bukan Farel ! yang di makamkan itu yg Farel !”
“Tapi bagaimana
bisa ?”, papa masih tak habis fikir
“Ini permintaan
Farel ! ia ingin aku jdi dia ! dia tidak ingin membuat pacarnya si (nama kamu)
itu sedih ! sebenernya Karel gk mau, tapi Karel juga gak bisa nolak permintaan
terkhir Farel ! karena Karel sayang Farel !”, ucapku dgn menangis.
“Mama tau
sayang ! perasaan seorang ibu tidak pernah salah ! ia bisa membedakan anaknya
yg sangat persis sekalipun ! mama tau hari itu kamu berpakaian seperti sedang
di Korea yg terkena musim dingin karena kamu menutupi kulitmu yang sedang di
tumbuhi bentol2 alergi. Mama tau kalau yg bermain piano malam itu Karel. Saat
kamu bilang kau merindukan Karel, mama mengerti maksudmu, kau merindukan
menjadi Karel kan ? dan mama juga bilang kalau mama juga merindukannya. Untuk
itu mama memelukmu ! pelukan Karel dn Farel itu berbeda ! mama bisa
membedakannya walaupun kalian berdua adalah belahan jiwa mama yang paling mama
sayangi !”, ucap Mama yg juga menangis. Aku segera memeluk mama dgn
sesenggukan. Papa hanya mengelus kepalaku dn berkata, “Papa percaya Karel
sayang Farel, dridulu kamu memang selalu mengalah untuk adikmu ! tapi papa
tidak percaya kau rela melakukan ini semua !”.
~~o0o~~o0o~~
Malam ini aku
mencoba memejamkan mata dgn suasana hati yg sedikit lega. Setidaknya orang
tuaku sudah tau kalau aku adalah Karel. Farel, sekali lagi maaf~
“Tidak apa2
Karel !”, seseorang tiba2 mengejutkan ku. Aku menoleh. Sesosok pria yang
wajahnya persis denganku sedang berdiri di samping tempat tidur dengan cahaya
putih yang mengelilinginya. Mataku membulat, kemudian aku berdiri.
“FAREL ?”,
ucapku tak percaya.
Farel tersenyum
dan mengangguk, “Iya, ini aku !”.
Aku berhamburan
memeluknya, “Aku merindukanmu !”, ucapku menangis.
“Hey !
belakangan ini kau sering sekali menangis ! dasar cengeng !”, ledek Farel.
“Huh~ kau itu
yah ! tetap saja selalu meledekku !”, ucapku melepad pelukan dn menoyornya.
“Sudahlah, aku
tidk punya waktu lama tau ! aku hanya ingin bilang, aku ada saat kau dimakam
tadi sore ! aku mendengar rintihan mu yang sangat memilukan ! aku tau kau
menderita ! maaf aku egois, aku tau, harusnya aku tidak manja dan selalu
membebankan kakakku ! aku juga melihat (nama kamu) yg sangat kecewa karena
mengetahui bahwa akulah yg meninggal bukan kau ! sekarang aku sudah ikhlas, Rel
! kau boleh membongkar semuanya ! kau boleh mendapatkan duniamu kembali ! kau
boleh memakai nama KAREL sebagai namamu sendiri ! kau tidak perlu menjadi aku
lagi !”, terang Farel lembut.
“Makasih, Rel !
gue sayang sma lo !”, ucap ku kembali memeluknya. Lalu aku memejamkan mata,
mencoba membayangkan bahwa yang ku peluk adalah saudaraku yang nyata, yang
masih hidup, dan masih bisa menemaniku, tapi itu tidak mungkin ! aku terlalu
berkhayal ! kemudian ku buka lagi mata
ku perlahan. Farel sudah tidak ada, ia menghilang.aku mengedarkan pandanganku
ke sekeliling. Sejurus kemudian Farel kembali berdiri di depanku, tapi jaraknya
kini lebih jauh.
“Aku pergi
sekarang yah ? sekarang kita sudah bisa sama2 tenang J ! aku menyayangimu,
kakakku J
“, pamit Farel. Aku hanya mengangguk dn tersenyum.
Akhirnya
sedikit demi sedikit cahaya itu memudar seiring dgn Farel yang menghilang.
~~o0o~~o0o~~
Pagi ini adalah
hari pertandingan basket antarsekolah. Hufth~ aku tidak bisa ! aku tidak bisa
membayangkan reaksi teman2 yg mengethui bila aku bukan Kapten mereka ! pasti
aku akan dikeluarkan seketika itu juga ! bahkan tidak lagi dianggap sebagai
anggota biasa, seperti Karel yg dulu ! tapi apapun itu, aku sudah siap ! memang
jabatn itu bukan hak ku !
“Rel Rel, lagi2
lu Cuma diem di kelas ! gak ganti baju ? yang lain udh di lapangan !”, tegur
Raza.
“Yaudah yuk !”,
ucapku melangkah mendahului Raza
“Eh, baju
basket ?”, Raza mengingatkan. Tapi aku tetap berjalan, pura2 tak mendengar.
Raza pun mengikutiku dgn bingung.
“Nah, nih dia
nih sii captain ! kemana ajah sih ?”, Bagas mulai mengintrogasi
“Lo knapa belum
ganti baju, Rel ?”, Tanya Ajil
“Tau nih, masa
kita lebih deluan nyampe + siap dri pada kaptennya ?! pertandingan sejam lagi
lohh !”, Bryant
“Gue bukan
Kapten kalian ! Gue anggota biasa ! dulu kalian gak pernah ngomel2 kayak gini
sekalipun gue telat, apalgi sekarang gue belum bisa disebut telat ! toh masih
sejam lagi kan ?”, ucapku dingin
“Maksud lo
apaan sih ?”, heran BD
“Gue Karel !”
Mata teman2 ku
terbelalak, “What ? Karel ? Lo kok hidup lagi ?”, BD menampar pelan pipiku
karna shock dan tdk percaya.
“Enak ajh ! gue
gak pernah mati yah ! Sebenarnya yg meninggal saat kecelakaan itu Farel ! gue
selama ini jadi dia karena dia gak pengen kalian kehilangan sosok kapten, ketua
osis, dn dia gk pengen bikin (nama kamu) kehilangan sosok pacarnya ! tapi gue
gak bisa terus2an jadi dia ! semua sandiwara ini tuh bikin gue tersiksa ! gue
dan Farel mungkin sama tapi kami punya banyak hal yg berbeda ! sorry kalo gue
udah bohongin kalian ! tapi sumpah demi Tuhan, gue ngelakuin ini bukan karena
gue pengen ngambil posisi dia ! gue Cuma pengen bikin dia bahagia, dgn nepatin
permintaan terakhirnya. Sekarang kalian udh tau kan ? gue tau kok, kalian
marah, silahkan bully dn caci gue ! keluarin gue dan jalanin pertandingan ini
tanpa gue ! karena tim ini gak bisa di pimpin oleh seorang penipu kayak gue !”,
ucapku membalik arah untuk pergi.
“Tunggu !”,
ke-enam sahabatku mencegah.
“Kita gak
perduli lo Farel ataupun Karel ! yang kita tau, team ini di pimpin oleh Farel
ataupun lo, tetap ajah team ini hebat ! kita gak ada apa2nya tanpa kalian !
sekarang kita kehilangan Farel, dn kita juga gak mau kehilangan lo lagi ! lo
tetap kapten kita walaupun lo adalah Karel !”, BD menepuk pundakku
“Jadi, lo siap
kan untuk tanding ngebela sekolah kita hari ini ?”, ucap Jose menghampiriku dgn
yg lain.
Aku tersenyum,
“Makasih”, hanya itu yg bisa ku katakan.
“Sekarang gak
usah pake lama yah, ganti baju sana, Mr.kura2 !”, Jose pasang muka galak -_-
“Aelah lu -_-
“, dengusku
“Kareeeeeeeel !
ganti baju !”, teriak mereka berenam tepat di telingaku. Tanpa ba bi bu lagi
aku segera berlari untuk berganti pakaian. “Iya, Mama ! Mama tiri !”, seru ku
sambil berlari
“Lah? Kita
dikatain mama tiri ?”, Ajil mendengus
~~o0o~~o0o~~
Pertandingan usai. Sekolahku menang. Yeay, tidak sia2
perjuangan kami J . kami memang sang juara !
Kini sekolah
mulai sepi. Para siswa pulang ke rumah masing2. Karena mulai hari ini sampai
final nanti, sekolahku adalah tuan rumah untuk pertandingan basket. Itu
artinya, gak ada jam pelajaran :p .
Aku masih sibuk
membereskan barang2 ku.
“Rel, gue
deluan yah? Byeee !”, pamit Ajil yang ingin pulang bersama Bryant
“Iya ! kalian
hati2 yah ! perasaan gue gak enak, GUE LAPER !”
“Kalo laper
trus hubungannya sama kita apa ? -_- ganteng2 tulalit lu, Rel !”, Bryant
“Ahahaah,
akhirnya nyadar kalo gue ganteng !”, aku PD berat
“Capedeh~
yaudah deh, dripada ngeliat lo yg ngefly gak jelas, mending kita pulang, bye
Karel Susanteo !”, Ajil
Kini aku benar2
sendiri. Dan saat semuanya sudah beres, aku pun melangkah keluar kelas.
“Kareeel !”,
seseorang memanggilku.
Aku menoleh
menuju asal suara, “(Nama kamu) ?”, heranku mengernyitkan kening.
“Kok heran gitu
? aku bukan hantu yah ! gk usah tereak kayak di bioskop yah !”, ucap (nama
kamu) mungkin bercanda
“Lo udh gak
marah sama gue ?”
“Perasaan
kemaren lo ngomongnya pake ‘aku kamu’ deh ke aku, knapa skrng lo gue lagi ?”
Aku semakin
heran.
“Ahahahaha, gue
suka banget ekspresi heran lo itu ! lucu tau gak ! oh yah, selamat yah, team lo
menang ! sumpah dh, permainan lo tadi itu keren banget ! gue kasi 2 jempol deh
!”, (nama kau) menunjukkan kedua ibu jarinya.
“Thanxs !
permainan gue gak mungkin bisa lebih hebat dari Farel !”
“Jangn bandingin
diri lo dgn siapapun, setiap orang punya sisi yg berbeda, termasuk antara lo
dgn Farel, mungkin kalian kembar, tapi banyak hal yang berlawanan antara kalian
!”
“Termasuk
masalah bioskop itu ?”
“Ahahaha, gak
usah di inget ah ! itu terlalu lucu tau !”
“Ini sumpah gue
gak ngerti, lu kerasukan apaan tiba2 baik sama gue ?”, heranku
“Daridulu gue
baik kali sama lu ! lu kan sahabat gue ! justru gue lebih dulu kenal ellu
dripada Farel ! bahkan dulu gue itu sempet naksir elo loh ! tapi lo nya gak peka2
dan terlalu cuek ! harusnya dri awal gue bisa tau kalo lo itu Karel saat lo
nyuekin gue sehabis kecelakaan itu ! tapi guenya yg bego !”
“Lo
ngejelasinnya muter2 ! sekarang kita luruskan satu2 yah, yg pertama, sebutin
alasan lo gak marah lagi sama gue soal penyamaran gue selama ini jadi Farel !”
“Tadi gue
nguping saat lo ngaku ke anak2 soal alasan lo jadi Farel, skrg gue tau, lo tuh
tulus, karena lo sayang adek lo !”
“Jadi lo gk
akan ngatain gue modus lgi kan ?”
“Iya2!”
“Sekarang satu
lagi, yg pengen gue lurusin, tadi lo bilang apa ? lo suka gue ? kalo lo suka
gue, knapa lo pacaran sama adek gue ?”
“Kan tadi gue
udh bilang, lo tuh gak pernah peka ! gue tunggu di tembak, gak di tembak2, lah,
malah adek lo yg nembak gue !”
“Tapi intinya
mulai saat itu dan sampe sekrang lo sayang dia kan ?”
“Hm… gimna yah
? 50 : 50 lah !”
“Kok gitu ?
wah, berarti lu gak tulus dong ke adek gue, padahal dia saang banget sama lo
tau gak !”
“Enak ajh, gue
tulus yah ! Cuma, sekarang rasanya cinta lama gue bersemi kembali !”
“Aciaaat, kayak
lagu ajah ! CLBK nih ceritanya ??”, godaku
“Issshh…lo tuh
emang selamanya bakal jdi cowok gak peka
yah ? dodol !”, (Nama kamu) mengkerucutkan bibirnya dan melipat tangan. Lagi2
pandangannya dia buang jauh2.
Aku sudah hafal
dgn gaya ngambeknya itu.
“Cieee yang
ngambek ?!!!”, aku mencubit pipinya.
“Sakit Kareeel
!”
“Sorry deh !
btw, sekarang gue peka lohh, gue tau kok lo pengen banget gue tembak !”
“Ish, gak
pengen banget jga kalli !”
“Oh yah ?”, aku
tersenyum jail dan memeluknya. Dia terdiam.
“Tuh kan,
buktinya di peluk gak marah, detak jantungnya kenceng banget lagi !”, goda ku
dgn nada jail
“Ish, curang lo
!”, dia mendorongku dn melepas pelukannya.
“Sorry lancing,
gue tadi Cuma butuh bukti kok ! dan gue sekarang udah yakin, lo pasti mau jadi
pacar gue !”
“Ini ceritanya
nembak, Mas ?”
“Iyeh :3 .eh
apaan mas mas ? kamu pikir aku tukang bakso ?”
“Hampir mirip
sih :v “
“Kalo kayak
tukang bakso ngapain di suka ?”
“PD nya -_- “
“Eh, intinya
gue di terima gak sih ?”
“Terima apaan ?
lo nembak ajah belum !”
“Tadi kan udah
?!”
“Itu nggak sah
! ulang !”
“Kenapa situ
malah jadi sutradaranya ?! yaudah deh, skrg pake cara romantic yah, (Nama
kamu), kamu mau gak jadi pacar aku ?”, ucapku lembut
“Romantis apaan
? biasa ajh !”
“Banyak protes
amat sih ? mau kagak ?”
“Astaga, maksa
amat ? yaudah deh, kalo maksa, gue mau !”
“-_____- . ah
seterah deh, yg penting gue diterima \(ˆ▽ˆ)/”
~The
End~
Sorry
for typo, jelek, ancur dan ke-gaje-an lainnya, malas cek ulang saya ! di word
ini 22 halaman lo , wkwkwwkwkwk..tumben bikin cerpen panjang amat :3
…:::
Eneng’dylah:::…