Selasa, 10 Desember 2013

Cerpen Super 7 Tapi Bukan Aku By : Nur Fadilah Syawal



‘Cerpen
>>>>♡Tapi Bukan Aku♡<<<<

Title : Tapi Bukan Aku
Author : Nur Fadilah Syawal è fb : Dylah Mikayla BSF
Theme : Keluarga, Persahabatan, Cinta
Genre : Sad, and entahlah -_-
Cast :
~Karel (Karel lagi Karel lagi, Cerita tentangnya lagi *nyanyi ala Blink :D *)
~Farel
~(Nama Kamu)
~MS7
~Karel’s Family

~~o0o~~o0o~~

~No Copas
~No Maling
~No Edit
~No ngaku2
~Nobody Nobody But You
( ´) (^_^) (^_^) *cuma nyanyii * 

..Like before read !!
Boleh d share, tpi jangan d copas , apalagi ngedit !
Ɣg copas + edit , gua sumpain JERAWATAN SEUMUR HIDUP , amiin Ya Allah

~Karel’s POV~

“Please, bertahan, Rel !”, sekali lagi aku mencoba menyemangati saudara kembarku yg kini bersimbah darah. Aku pun begitu, tapi luka ku mungkin tak separah luka Farel. Ya, kami berdua sedang mencoba bertahan menunggu keajaiban agar ada yang menolong kami, karena kami berdua baru saja kecelakaan. Mobil kami menabrak pohon.
          Aku mencoba merangkul Farel dan berjalan keluar dari mobil, sebelum mobil ini meledak. Sakit sekali. Tapi aku harus bertahan demi saudaraku.

          “Toloooong …”, teriakku dgn sisa tenaga yg ku punya sambil terus merangkul Farel.

          “Udahlah, Rel gak perlu ! mending lu lari ajah sekarang, gak usah nolong gue, gue juga tetep gak akan selamat !”

          “Lu gak boleh ngomong gitu, kita pasti bisa !”, jujur aku kesal karena ucapannya yg pasrah itu. “Toolooong!!”, jeritku sekali lagi. Namun tak ada jawaban, yg kudengar hanya suara gesekan antara kaki kami dengan rumput2 yang sudah meninggi ini. Ya, kami  memang jauh dri suasana kota sekarang.

          “Rel, gue mau lu janji satu hal !”, bisik Farel sangat lemah

          “Apa?”

          “Kalo gua gak selamat, please lo jalanin peran gue ! please jadi Farel !”

          “Hah? Kenapa ?”

          “Gua gak mau bikin (Nama kamu) sedih karena kehilangan gue, please lo jadi gue, jadi pacarnya dia !”

          Aku sangat terkejut mendengar permintaan Farel, “Lalu, orang2 akan menyangka bahwa aku yang mati ?”

          “Iyah ! Itu kalo lo mau ?! tapi please, gue gk bisa liat (Nama kamu) sedih !”, lirih Farel

          “Tapi gue gak mungkin bisa jadi lo, Rel !”

          “Kenapa enggak ? wajah kita persis sama ! hobby, kepintaran, sifat, kita sama !”

          “Tapi ada satu hal yg gak gue punya dri lo , Farel ! cinta (Nama Kamu) ! dia cinta sama lo ! bukan sama gue !”
          Tiba2 tubuh Farel benar2 ambruk. Ia terjatuh dari rangkulanku. Aku bingung. Aku harus bagaimana ??

          Ku dengar suara kendaraan yang lalu lalang, sepertinya aku sudah dekat dengan jalan raya. Aku berlari menuju peradaban untuk mencari bantuan. Untuk sementara Farel yang mungkin sedang pingsan ku tinggalkan.

          “Astagfirullahaladzim !”, seorang pria meng-rem mobilnya secara mendadak karena melihat seseorang yang berlari dengan lengan yang berdarah dari padang ilalang. Segera ia keluar dan menghampiri pemuda itu.

          “Kamu kenapa , nak ?”

          “Pak, tolong saudara saya ! dia ada disana !”, ucapku lirih menunjuk tempat Farel. Dan tiba2 penglihatanku berkunang-kunang hingga akhirnya gelap.

~~o0o~~o0o~~

          Perlahan ku buka mata. Aku sekarang berada di ruangan dengan cat hijau. Di sampingku terlihat sebuah tiang infuse dengan selangnya yang menuju ke tanganku. Aku melihat sekeliling, tak ada siapa-siapa. Farel ? Mama ? Papa ? kalian dimana ? lirih ku mencari orang-orang yang ku cinta.
          Tiba-tiba pintu terbuka, terlihat seorang suster menyapa ku ramah.

          “Kau sudah bangun ? kenapa teriak teriak ?”, tanyanya dengan senyuman

          “Apa tak ada seorang pun yang bersamaku ?”, tanyaku

          “Hmm… tenangkan dulu fikiran mu. Dokter bilang, kau tidak boleh banyak memikirkan sesuatu yang berat sekarang !”

          “Tapi dimana saudaraku ?”

          “Berjanjilah bila aku memberitahumu, kau tidak akan melakukan apapun yang mungkin membahayakan !”

          “Iyah, apa ?”

          “Dia meninggal “, hanya kata itu yang ku dengar. Suster itu lalu menunduk. Aku menangis.

          “Hey, jangan menangis ! kau masih punya anggota keluarga yang lain kan ? bisakah kau memberi kami nomor telfon mereka ? karena selama 3 hari kau koma, kami belum menghubungi siapapun karena tidak ada petunjuk yang kami temui !”

          “3 hari ? aku koma ?”

          “Iyah ! kami sempat berfikir bahwa kau akan bernasib sama seperti kembaranmu, tapi ternyata kau lebih beruntung ! sekarang siapa namamu ? dan berikan aku nomor telfon orang tua mu !”

          “Nama ku Ka… ‘Kalo gue pergi, please lo jalanin peran gue ! lo jadi Farel !’, kembali permohonan Farel terngiang di kepalaku. Harus kah aku menjadi dirinya ? tapi inilah permintaan terakhir dari saudaraku?!

          “Nama ku Farel !”, ucapku mantap. “Aku Farel dn kembaranku itu Karel ! kalau nomer papa, 0***********”

~~o0o~~o0o~~

          Aku sedang mencoba untuk tidur saat seseorang ku rasakan sedang membelai rambutku. Aku membuka mata. Ku lihat , Mama, Papa, dan Nenek ku ada disini.

          “Mama …”, lirihku saat mama memelukku.

          “Farel, kami tidak menyangka kau masih hidup sayang ! dari berita di tv, soal kecelakaan bus itu, polisi telah menyatakan bahwa tak ada satupun yang selamat. Apalagi karena bus yang meledak, tidak ada yang bisa diidentifikasi dengan jelas ! tapi sekarang kau disini, di pelukan mama. Mama sangat bersyukur !”, ucap mama dengan terus menangis

          “Mam, maaf Farel gak bisa jaga Karel ! farel gak berhasil menyelamatkannya !”

          “Itu bukan salahmu, itu kehendak Tuhan !”, ucap nenek yang juga menangis.

~~o0o~~o0o~~

          Mama menangis sejadi-jadinya di depan nisan bertuliskan nama KAREL SUSANTEO. Bahkan nenek sudah berkali-kali pingsan. Papa terlihat terus membisikkan pada mama , “Sabarlah, itu sudah jalannya. Biarkan Karel pergi dengan tenang !”
          Hati serasa teriris mendengar itu, “Ma, Pa, Karel disini ! Yang ada di dalam makam ini Farel, bukan Karel !”, rintih ku dlm hati.

~~o0o~~o0o~~

          Sudah 1 minggu semenjak kecelakaan itu. Aku dan Papa baru saja pulang dari rumah sakit selepas melakukan control di rumah sakit karena memang aku masih harus rawat jalan.
          Tiba2 saat aku turun dari mobil, nenek menghampiriku dan membisikkan sesuatu, “Ada yang menunggumu sejak tadi !”

          Aku mengernyitkan kening, “Siapa ?”

          “Udah, masuk ajah ! kamu juga akan tau sendiri !”, nenek mulai dengan nada genit.

          Aku berjalan gontai memasuki rumah. terlihat seorang gadis duduk di ruang tamu. Aku menghampirinya, “Hai !”, sapaku.

          Tiba2 ia yang menyadari kehadiranku langsung memelukku.
          “Aku sangat merindukanmu !”, ucapnya dengan lembut.

          entah kenapa hatiku sangat senang dan nyaman. Jujur, sejak dulu aku memang mencintai gadis ini, dan sekarang aku di peluknya ?
         
          (nama kamu) melepaskan pelukan, “Kau sungguh kaku ! tidak merindukanku ?”, ucapnya memutar bola mata.

          Aku hanya tersenyum tipis. Rasanya tidak enak jika aku membalas pelukan pacar adik kembarku.

          “Farel, kamu kenapa sih ?”, (nama kamu) menatapku dalam

          “Tidak papah. Aku hanya masih tidak enak badan :D “, alibiku

          “Ouh”

~~o0o~~o0o~~

          Hari pertama masuk sekolah lagi untukku. Harusnya semester genap telah mulai seminggu yang lalu. Tapi karena kecelakaan itu, aku harus absen selama seminggu. Sedikit ku ceritakan tentang kecelakaan itu, karena ku tau kalian pasti bingung. Jadi, waktu itu aku dan Farel pergi ke desa untuk berlibur di rumah nenek. Setelah seminggu disana, kami pun pulang lagi ke Jakarta karena esoknya sudah hari pertama sekolah. Kami menaiki bus pagi. Tapi diperjalanan, bus yang kami tumpangi kecelakaan. Dan terjadilah itu semua.

          “Hy, Rel !”, sapa Bryant menepuk pundakku

          “Eh, hy J “, bls ku

          “Lo udah gak papah kan ?”, Tanya Bryant

          “Gak papah kok. Udah gak ada luka serius. Tinggal luka di kepala gue nih yang harus nunggu kering !”

          “Ouh, pantesan di perban !”, Bryant manggut-manggut. “Eh, gue udah denger soal Karel, turut berduka cita yah ?!”

          “I..iyah !”, ucapku terbata. Lagi-lagi hatiku sakit mendengar jika ada yang menyebutku telah tiada.

          “Oey !”, BD dan MS7 lainnya mengagetkan kami

          “Hy, Farel !”, sapa Ajil

          “Eh, Rel, untung lo udah sembuh ! kita butuh lo banget tau !”, ucap Raza antusias

          “Emang kenapa ?”, heranku

          “Minggu depan, ada pertandingan basket , dan kita gak bisa main dong tanpa lo ! sang kapten !”, sambung Raza lagi

          Oh iyah, sekarang kan aku menjalankan peran Farel, berarti aku selain jadi pacar (nama kamu) , aku juga adalah Kapten basket + ketos. Yah, memang Farel memiliki segalanya, segala yang aku inginkan, tapi aku tidak ingin memiliki itu semua sebagai dia ! aku ingin menjadi diriku sendiri ! aku adalah Karel !. lagi2 aku hanya ngomel di dalam hati. Aku tidak tau harus bagaimana ?!

          “Rel, nanti lo bisakan anter kita ke makam Karel ?”, Tanya Bagas

          “Okeh !”, jawabku singkat

          “Gak nyangka yah, Karel berumur singkat !”, Jose menunduk.

          “Sssst..lo jangan ngomong gitu deh, lo gak liat, si Farel jadi sedih tuh ! pasti inget Karel deh !”, bisik BD

          “Ya sorry :3 “

          “Hellooo semuanya !”, sapa (nama kamu) dengan ceria

          “Hy (nama kamu) !”, bls semua MS7 kec Karel eh Farel maksudnya

          “Eh, Farel kenapa ?”, heran (nama kamu) menyenggol lengan Bagas

          “Mana gue tau ! kangen Karel kali !”, bls Bagas

          “(Nama kamu), hibur dia kek, bawa kemana gitu !”, saran Bryant

          “Iyadeh !”, (nama kamu) mengakhiri acara bisik2 itu dan memanggil ku, “Rel, kantin yuk !”, ajak (nama kamu)

          “Aku gak lapar !”, bls ku menolak dgn lembut

          “aaah, ayo !”, (nama kamu) menarik lenganku. Kami pun beranjak keluar kelas

@@@

          “Ngapain sih kesini ?”, Tanya ku

          “Issh..kamu kok dari kemarin cuek + dingin banget sama aku ?! aku kan Cuma pengen hibur kamu ! kamu berubah banget sih ! apa pas kecelakaan itu kepala kamu kebentur sampe berubah kayak gini ?!”, ambek (nama kamu) melepaskan genggamannya pada tanganku dan membuang pandangannya sejauh mungkin

          “Marah yah ?”, lirihku memalingkan wajah (nama kamu) agar menghadapku

          “Siapa coba yg gak marah, kita udh gak pernah ketemu selama 2 minggu lebih, belum lagi saat kamu di rumah sakit dn koma waktu itu, kita gak pernah kontek2an lagi kan ? dan saat kita ketemu, kamu bersikap acuh dan dingin sama aku ! aku kayak gak liat kamu yang dulu, Rel !”

          ‘Tapi (Nama kamu), aku memang bukan Farel ! aku gak tau gimana cara Farel memperlakukan mu?! Karena aku bukan dia !’, batinku

          “Tuh kan diem lagi ? Issshhh~ “, (Nama kamu) menghentakkkan kaki dan melangkah menjauh. Tapi tangan ku dengan cepat menangkapnya.

          “Maaf…aku…aku hanya masih tidak bisa menerima kenyataan !”, entah kenapa aku mengatakan ini?

          “Kenyataan soal apa ? Karel ?”, kini (nama kamu) dgn nada lembut

          “Udahlah, gak usah di bahas ! skrg, kita ke kantin yuk ?”, ajak ku dgn mencoba memasang raut wajah ceria

          (Nama kamu) tersenyum, “Eh, tunggu ! aku hampir lupa, tunggu bentar yah, aku ke kls dulu !”, ucap (nama kamu) langsung berlari menuju kelas tanpa menunggu persetujuanku. Aku hanya berdiri diam, sesuai permintaannya, aku harus menunggunya disini.

          “Gak usah ke kantin ! duduk sana ajah yuk !”, ucap (nama kamu) saat tiba di dekatku dan mengajakku untuk duduk di bangku taman. Kami pun duduk disana.

          “Aku bawa makanan kesukaan kamu loh, taaadaaa…”, (Nama kamu) membuka kotak bekal yg baru saja ia ambil di kls tadi

          GLEKK… Aku menelan ludah, “Udang ?”

          “Iya ! udah lama yah kita gak makan ini bareng, eheheh..”, (Nama kamu) terlihat bersemangat

          ‘Mati gue x_x …gue kan alergi udang !!’, batinku

~~o0o~~o0o~~

          @Home (Karel’s room)

          “Gatel !! ah, uh, mama…!”, aku tak henti2nya menggaruk seluruh bagian tubuhku. Dan kini aku terlihat menyeramkan karena tubuhku di penuhi bintik merah yang rasanya sangat gatal. Ini pasti gara2 udang ! ah, lagian kenapa sih Farel pake acara suka makanan itu ?? Jadinya gue harus makan deh ! -____- . perasaan gue baru beberapa hari jadi Farel, udh semenderita ini -_- .

          Tiba2… Tok…Tok…Tok…
          “Farel, makan siang dulu sayang !”, ku dengar suara lembut mama dari balik pintu.

          “Iya, Ma !”, bls ku berniat keluar.

          Tapi, eh tunggu ! aku tidak mungkin keluar dlm keadaan seperti ini ?! apa reaksi mama jika melihat kulitku ? yang mama tau kan sekarang aku adalah Farel ? dan penyakit alergi ini milik Karel bukan Farel !..Aduuuh!! masalah lagi nih !

          “Farel ? kamu kemana sih ? mama tunggu di bawah yah ?!”, ucap mama lalu pergi

          “I..iyah Ma !”, ucapku sambil terus berfikir.

###

          “Kamu kenapa, Rel ? ngapain pake jaket, sarung tangan, masker, sampe kacamata kayak gitu ?”, heran mama melihat penampilanku yang sangat ‘aneh’ ini. Yah aku terpaksa begini, dripada ketahuan ?!

          “Hm…itu ma, Fa..rel lagi …

          Tiba2 handphone mama berbunyi

          “Iya hallo ?”, ucap Mama pd seseorang di seberang sana

          “Eh iyah, ini udh mau berangkat ! tadi Cuma nyuruh anak aku buat makan dulu ! yaudah tungguin yah !”, mama kemudian menutup telfonnya.

          “Mama buru2 mau ke Arisan. Kamu makan yah ! baik2 di rumah, dan ganti pakaian kamu yg aneh itu ! -_- “, perintah mama

          “Okey Ma :D “, bls ku

          “Yaudah, byee honey !”, pamit mama menuju keluar

          “Hufth~ hampir ajh !”, aku menghela nafas lega

          “Loh ? den Farel kenapa ? perasaan di luar gak lagi turun salju deh, ngapain pake perlengkapan segininya ?”, heran Bi Imah yg tiba2 ada di belakangku

          “Yah jelas lah gak ada salju, sejak kapan ada hujan salju ke Indonesia :3 …emang bibi mau tau ajh, atau mau tau banget ?”

          “Mau tau banget !”, bls bi Imah

          “Ih, si bibi kepo deh !”, aku tersenyum jail

~~o0o~~o0o~~

          Pagi ini aku terbangun dan langsung berlari menuju cermin, untuk memastikan bahwa bentol2 alergiku sudah hilang. Benar saja ! skrg aku sudah normal lagi ! yah, waktu aku masih menjadi Karel, klo alergi ku kambuh, aku pasti langsung minum obat dan esoknya sembuh. Untunglah obat itu masih ada tadi~

          Aku pun bergegas untuk mandi dan bersiap ke sekolah.

@@@

          “Pagi Farel, sudah sarapan ?”, sapa (Nama kamu) saat aku tiba di bangku ku. Ya, kami memang sebangku.

          “Belum, tadi buru2 !”, blsku

          “Tuh kan, benar dugaanku, kamu tuh harus rajin makan ! apalagi sarapan ! mengisi perut di pagi hari itu sangat penting !”, (Nama kamu) mulai kayak mama -_- . baru ku tau, ternyata pacar adik kembarku ini bawel -_- .

          “Nah, untuk itu, makan nih !”, (Nama kamu) menyodorkan kotak bekalnya.

          ‘Aih ! pasti udang lagi deh ! OGAH !’ , jijikku dlm hati. Aku berfikir untuk mencari alasan agar (Nama kamu) tak memaksaku memakan makanan menyebalkan ini.

          “Rel ! ternyata lu disini ! ke lapangan yuk ! kita mau latihan !”, ucap Bagas menarik tanganku.

          “Iyah iyah ! hmm…(nama kamu) gue pergi dulu yah, byeee !”, pamitku langsung pergi bersama Bagas.

          “Eh tapi makanannya ?”, (Nama kamu) terdengar kesal. Ahaha, terima kasih Bagas, kau telah menyelamatkan ku :v

~~o0o~~o0o~~

          “Farel, entar nonton yuk ! ada film horror baru yang katanya keren loh di bioskop !”, ajak (nama kamu)

          “Film horror ? gak ! mending kita nonton comedy atau telenovela ajah !”

          (Nama kamu) menggaruk kepalanya yg tak gatal. “Sejak kapan kamu suka itu ? bukannya kau suka film horror atau film action yang extreme, gitu kan ?”, heran (nama kamu).

          Aih! Lagi2 aku lupa ! aku ini kan Farel , bukan Karel ! ck, padahal aku tidak suka dan takut untuk nonton film horror !

          “Farel ? hellooo!”, (nama kamu) membuyarkan lamunanku

          “Eh iay ! nnti aku jemput kamu jam 2, okey !”

          (nama kamu) menganngguk pertanda setuju.


          “Aaaargh !!”, sekali lagi aku menjerit dan menutup wajahku dgn jacket ketika hantunya muncul di layaar kaca. Aku tidak peduli tanggapan orang2 ttg aku yg sangat penakut. Karena itulah kenyataannya ! tapi selain hantu, ada yg lain yg mengganjal fikiranku, bagaimana komentar (nama kamu) ttg aku ini ? knapa aku mendadak parno ? kenapa takut horror ? pasti itu akan ditanyakannya saat kita keluar dri bioskop nanti.

          “Rel, kamu tuh kayak cewek tau gak ! aku ajah yg cewek gk sehisteris itu ! padahala yg tadi kan gk serem2 amat ! malahan kita sering nonton yg lebih serem dri itu, tpi kamu gak perah ngejerit jerit kayak tdi ! kamu aneh banget deh !”, omel (nama kamu) padaku saat kami dlm perjalanan pulang. Aku lebih memilih diam, terserahlah ia ingin bilang apa. Aku pun mati gaya gara2 film horror tadi -_- .

~~o0o~~o0o~~

          Alunan nada yang di hasilkan dri jari2ku yang menari-nari di atas piano terdengar memenuhi ruangan. Bermain piano adalah hobiku. Dengan bermain piano, aku akan merasa lebih tenang.
          Tiba2 mama mendekatiku dgn menatap heran, “Tumben sekali, Farel ? bukannya kau tidak suka bermain piano ? kamu kan lebih senang dengan gitar ! dan sejak kapan kamu mahir memainkan ini ? inikan lagu kesukaan Karel !”, aku tersentak mendengar kata2 mama. Ahh~ kenapa Farel selalu memiliki kesukaan yg terbalik dgn ku ? kalau begini terus, aku tidak mungkin bisa selamanya memainkan perannya. Aku ingin menjadi Karel lagi !

          “A…aku…merindukan Karel, Ma !”, hanya itu yg dapat ku katakan. Mama memelukku.

          “Mama juga !”, lirih mama sambil menangis.

~~o0o~~o0o~~

          Aku berjalan menyusuri pemakaman siang ini. Aku menuju makam Farel, eh maksudku Karel. AH SUDAHLAH, TIDAK USAH DIPERMASALAHKAN !

          Aku duduk di sebelah pusara yg memiliki nisan dgn tulisan KAREL SUSANTEO. Miris ! aku masih hidup tapi aku memiliki makam -_- . tak terasa air mataku mulai mengalir. Itu karena aku merindukan saudaraku dan juga aku merindukan hidupku.

          Aku masih hidup, tapi aku tak bisa menjadi diriku. Farel, ikhlas kah kau jika aku ingin menjadi Karel kembali ? Farel, ku mohon jangan egois ! jangan fikirkan dirimu sendiri ! fikirkan aku juga ! aku tau, seorang kakak harus selalu mengalah, tapi aku tidak mau mengalah untuk masalah yang satu ini. Aku menderita ! aku merindukan saat2 dimana orang2 memanggilku dgn sebutan KAREL bukan FAREL ! Aku ingin orang2 menganggap, sang kapten basket, si ketua OSIS, dan pacar (Nama kamu) itu adalah KAREL bukan FAREL ! Aku memang senang mendapat semua jabatanmu, mendapatkan posisimu di hati (Nama kamu) ! (Nama kamu) memang memperlakukanku sebagai orang yg ia cintai ! TAPI BUKAN AKU yang disayanginya ! hanya kau Farel ! Bukan KAREL !... aku menumpahkan semua isi hatiku sambil terus menangis.

          “KAREEEL ?”, suara seseorang mengagetkanku. Aku menoleh dank u dapati (nama kamu) berdiri tepat di belakangku.

          “(NAMA KAMU) ? sejak kapan kau disitu ? bagaimana kau bisa kesini ?”, tanyaku terkejut

          “Itu gak penting ! sekarang jawab pertanyaan ku, kau ini sebenarnya siapa ? apa benar yg ku dengar ? kau adalah Karel ?”, lirih (nama kamu) dgn nafas memburu

          Aku terdiam.

          “Jawab ! Lo sebenarnya siapa ? hah?”, gertak (nama kamu) dgn nada yg mulai meninggi

          “A…aku Karel !”, jawabku lesu

          PLAK!!!

          (Nama kamu) menamparku. “Dasar penipu ! buat apa lo nyamar jadi Farel hah ?”, ucapnya dgn emosi yg tak terkendali. “Apa lo pikir, dgn jadi dia, lo bisa dapetin semua yg dia punya ? lo pikir gue bisa jadi pacar lo ?”, lanjutnya lagi dgn air mata yg mulai mengalir.

          “Nggak (nama kamu) ! aku gk maksud untuk itu ! dengerin dulu penjelasanku !”

          “Stoooop ! gue gak mau denger apa2 lagi ! gue benci sama lo ! pembohong !!!!”, (Nama kamu) lalu berlari pergi.

          Aaaargh bego!! Kenapa gue bikin (nama kamu) nangis ? Farel pasti kecewa banget sama gue ! sorry Rel, gue gak nepatin janji buat bikin dia selalu bahagia seperti saat dia ada di sisi lo !


          “Hy ma, hy pa J “, aku menghampiri orang tuaku yg sedang menonton tv. Aku lalu duduk di tengah2 mereka.

          “Hy, kamu kok jadi kayak Karel sih ? sukanya langsung ke tengah2 ?”, Tanya papa.

          Aku hanya cengengesan, “Ma, Pa, aku mau bikin pengakuan !”, ucapku lirih.

          “Apa?”, kini papa menatapku serius.

          “Jangan bilang kamu dapat nilai merah di sekolah ?”, hardik mama tiba2 tanpa alasan -_- .

          “Enak ajah ! Karel tuh pinter tau !”, ucapku sewot.

          “Karel ?”, papa mengulang kata itu untuk memastikan. Ia terlihat heran. Matanya menerawang.

          Aku mulai tegang… kenapa aku keceplosan ? aduuuuh !!

          Mama dan papa masih terdiam menunggu penjelasan dariku. Yang aku sendiri belum berani untuk membuka mulut.

          “Sebenernya… aku ini Karel !”, ucapku tiba2 membuat orang tuaku terbelalak

          “Farel, jangan bercanda  kami tidak ingin main2 skrg !”, papa dgn nada serius dn berwibawa.

          “Karel serius ! aku bukan Farel ! yang di makamkan itu yg Farel !”

          “Tapi bagaimana bisa ?”, papa masih tak habis fikir

          “Ini permintaan Farel ! ia ingin aku jdi dia ! dia tidak ingin membuat pacarnya si (nama kamu) itu sedih ! sebenernya Karel gk mau, tapi Karel juga gak bisa nolak permintaan terkhir Farel ! karena Karel sayang Farel !”, ucapku dgn menangis.

          “Mama tau sayang ! perasaan seorang ibu tidak pernah salah ! ia bisa membedakan anaknya yg sangat persis sekalipun ! mama tau hari itu kamu berpakaian seperti sedang di Korea yg terkena musim dingin karena kamu menutupi kulitmu yang sedang di tumbuhi bentol2 alergi. Mama tau kalau yg bermain piano malam itu Karel. Saat kamu bilang kau merindukan Karel, mama mengerti maksudmu, kau merindukan menjadi Karel kan ? dan mama juga bilang kalau mama juga merindukannya. Untuk itu mama memelukmu ! pelukan Karel dn Farel itu berbeda ! mama bisa membedakannya walaupun kalian berdua adalah belahan jiwa mama yang paling mama sayangi !”, ucap Mama yg juga menangis. Aku segera memeluk mama dgn sesenggukan. Papa hanya mengelus kepalaku dn berkata, “Papa percaya Karel sayang Farel, dridulu kamu memang selalu mengalah untuk adikmu ! tapi papa tidak percaya kau rela melakukan ini semua !”.

~~o0o~~o0o~~

          Malam ini aku mencoba memejamkan mata dgn suasana hati yg sedikit lega. Setidaknya orang tuaku sudah tau kalau aku adalah Karel. Farel, sekali lagi maaf~

          “Tidak apa2 Karel !”, seseorang tiba2 mengejutkan ku. Aku menoleh. Sesosok pria yang wajahnya persis denganku sedang berdiri di samping tempat tidur dengan cahaya putih yang mengelilinginya. Mataku membulat, kemudian aku berdiri.

          “FAREL ?”, ucapku tak percaya.

          Farel tersenyum dan mengangguk, “Iya, ini aku !”.

          Aku berhamburan memeluknya, “Aku merindukanmu !”, ucapku menangis.

          “Hey ! belakangan ini kau sering sekali menangis ! dasar cengeng !”, ledek Farel.

          “Huh~ kau itu yah ! tetap saja selalu meledekku !”, ucapku melepad pelukan dn menoyornya.

          “Sudahlah, aku tidk punya waktu lama tau ! aku hanya ingin bilang, aku ada saat kau dimakam tadi sore ! aku mendengar rintihan mu yang sangat memilukan ! aku tau kau menderita ! maaf aku egois, aku tau, harusnya aku tidak manja dan selalu membebankan kakakku ! aku juga melihat (nama kamu) yg sangat kecewa karena mengetahui bahwa akulah yg meninggal bukan kau ! sekarang aku sudah ikhlas, Rel ! kau boleh membongkar semuanya ! kau boleh mendapatkan duniamu kembali ! kau boleh memakai nama KAREL sebagai namamu sendiri ! kau tidak perlu menjadi aku lagi !”, terang Farel lembut.

          “Makasih, Rel ! gue sayang sma lo !”, ucap ku kembali memeluknya. Lalu aku memejamkan mata, mencoba membayangkan bahwa yang ku peluk adalah saudaraku yang nyata, yang masih hidup, dan masih bisa menemaniku, tapi itu tidak mungkin ! aku terlalu berkhayal ! kemudian  ku buka lagi mata ku perlahan. Farel sudah tidak ada, ia menghilang.aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Sejurus kemudian Farel kembali berdiri di depanku, tapi jaraknya kini lebih jauh.

          “Aku pergi sekarang yah ? sekarang kita sudah bisa sama2 tenang J ! aku menyayangimu, kakakku J “, pamit Farel. Aku hanya mengangguk dn tersenyum.

          Akhirnya sedikit demi sedikit cahaya itu memudar seiring dgn Farel yang menghilang.

~~o0o~~o0o~~

          Pagi ini adalah hari pertandingan basket antarsekolah. Hufth~ aku tidak bisa ! aku tidak bisa membayangkan reaksi teman2 yg mengethui bila aku bukan Kapten mereka ! pasti aku akan dikeluarkan seketika itu juga ! bahkan tidak lagi dianggap sebagai anggota biasa, seperti Karel yg dulu ! tapi apapun itu, aku sudah siap ! memang jabatn itu bukan hak ku !


          “Rel Rel, lagi2 lu Cuma diem di kelas ! gak ganti baju ? yang lain udh di lapangan !”, tegur Raza.

          “Yaudah yuk !”, ucapku melangkah mendahului Raza

          “Eh, baju basket ?”, Raza mengingatkan. Tapi aku tetap berjalan, pura2 tak mendengar. Raza pun mengikutiku dgn bingung.

          “Nah, nih dia nih sii captain ! kemana ajah sih ?”, Bagas mulai mengintrogasi

          “Lo knapa belum ganti baju, Rel ?”, Tanya Ajil

          “Tau nih, masa kita lebih deluan nyampe + siap dri pada kaptennya ?! pertandingan sejam lagi lohh !”, Bryant

          “Gue bukan Kapten kalian ! Gue anggota biasa ! dulu kalian gak pernah ngomel2 kayak gini sekalipun gue telat, apalgi sekarang gue belum bisa disebut telat ! toh masih sejam lagi kan ?”, ucapku dingin

          “Maksud lo apaan sih ?”, heran BD

          “Gue Karel !”

          Mata teman2 ku terbelalak, “What ? Karel ? Lo kok hidup lagi ?”, BD menampar pelan pipiku karna shock dan tdk percaya.

          “Enak ajh ! gue gak pernah mati yah ! Sebenarnya yg meninggal saat kecelakaan itu Farel ! gue selama ini jadi dia karena dia gak pengen kalian kehilangan sosok kapten, ketua osis, dn dia gk pengen bikin (nama kamu) kehilangan sosok pacarnya ! tapi gue gak bisa terus2an jadi dia ! semua sandiwara ini tuh bikin gue tersiksa ! gue dan Farel mungkin sama tapi kami punya banyak hal yg berbeda ! sorry kalo gue udah bohongin kalian ! tapi sumpah demi Tuhan, gue ngelakuin ini bukan karena gue pengen ngambil posisi dia ! gue Cuma pengen bikin dia bahagia, dgn nepatin permintaan terakhirnya. Sekarang kalian udh tau kan ? gue tau kok, kalian marah, silahkan bully dn caci gue ! keluarin gue dan jalanin pertandingan ini tanpa gue ! karena tim ini gak bisa di pimpin oleh seorang penipu kayak gue !”, ucapku membalik arah untuk pergi.

          “Tunggu !”, ke-enam sahabatku mencegah.

          “Kita gak perduli lo Farel ataupun Karel ! yang kita tau, team ini di pimpin oleh Farel ataupun lo, tetap ajah team ini hebat ! kita gak ada apa2nya tanpa kalian ! sekarang kita kehilangan Farel, dn kita juga gak mau kehilangan lo lagi ! lo tetap kapten kita walaupun lo adalah Karel !”, BD menepuk pundakku

          “Jadi, lo siap kan untuk tanding ngebela sekolah kita hari ini ?”, ucap Jose menghampiriku dgn yg lain.

          Aku tersenyum, “Makasih”, hanya itu yg bisa ku katakan.

          “Sekarang gak usah pake lama yah, ganti baju sana, Mr.kura2 !”, Jose pasang muka galak -_-

          “Aelah lu -_- “, dengusku

          “Kareeeeeeeel ! ganti baju !”, teriak mereka berenam tepat di telingaku. Tanpa ba bi bu lagi aku segera berlari untuk berganti pakaian. “Iya, Mama ! Mama tiri !”, seru ku sambil berlari

          “Lah? Kita dikatain mama tiri ?”, Ajil mendengus


                       ~~o0o~~o0o~~

          Pertandingan usai. Sekolahku menang. Yeay, tidak sia2 perjuangan kami J . kami memang sang juara !

          Kini sekolah mulai sepi. Para siswa pulang ke rumah masing2. Karena mulai hari ini sampai final nanti, sekolahku adalah tuan rumah untuk pertandingan basket. Itu artinya, gak ada jam pelajaran :p .

          Aku masih sibuk membereskan barang2 ku.

          “Rel, gue deluan yah? Byeee !”, pamit Ajil yang ingin pulang bersama Bryant

          “Iya ! kalian hati2 yah ! perasaan gue gak enak, GUE LAPER !”

          “Kalo laper trus hubungannya sama kita apa ? -_- ganteng2 tulalit lu, Rel !”, Bryant

          “Ahahaah, akhirnya nyadar kalo gue ganteng !”, aku PD berat

          “Capedeh~ yaudah deh, dripada ngeliat lo yg ngefly gak jelas, mending kita pulang, bye Karel Susanteo !”, Ajil

          Kini aku benar2 sendiri. Dan saat semuanya sudah beres, aku pun melangkah keluar kelas.

          “Kareeel !”, seseorang memanggilku.

          Aku menoleh menuju asal suara, “(Nama kamu) ?”, heranku mengernyitkan kening.

          “Kok heran gitu ? aku bukan hantu yah ! gk usah tereak kayak di bioskop yah !”, ucap (nama kamu) mungkin bercanda

          “Lo udh gak marah sama gue ?”

          “Perasaan kemaren lo ngomongnya pake ‘aku kamu’ deh ke aku, knapa skrng lo gue lagi ?”

          Aku semakin heran.

          “Ahahahaha, gue suka banget ekspresi heran lo itu ! lucu tau gak ! oh yah, selamat yah, team lo menang ! sumpah dh, permainan lo tadi itu keren banget ! gue kasi 2 jempol deh !”, (nama kau) menunjukkan kedua ibu jarinya.

          “Thanxs ! permainan gue gak mungkin bisa lebih hebat dari Farel !”

          “Jangn bandingin diri lo dgn siapapun, setiap orang punya sisi yg berbeda, termasuk antara lo dgn Farel, mungkin kalian kembar, tapi banyak hal yang berlawanan antara kalian !”

          “Termasuk masalah bioskop itu ?”

          “Ahahaha, gak usah di inget ah ! itu terlalu lucu tau !”

          “Ini sumpah gue gak ngerti, lu kerasukan apaan tiba2 baik sama gue ?”, heranku

          “Daridulu gue baik kali sama lu ! lu kan sahabat gue ! justru gue lebih dulu kenal ellu dripada Farel ! bahkan dulu gue itu sempet naksir elo loh ! tapi lo nya gak peka2 dan terlalu cuek ! harusnya dri awal gue bisa tau kalo lo itu Karel saat lo nyuekin gue sehabis kecelakaan itu ! tapi guenya yg bego !”

          “Lo ngejelasinnya muter2 ! sekarang kita luruskan satu2 yah, yg pertama, sebutin alasan lo gak marah lagi sama gue soal penyamaran gue selama ini jadi Farel !”

          “Tadi gue nguping saat lo ngaku ke anak2 soal alasan lo jadi Farel, skrg gue tau, lo tuh tulus, karena lo sayang adek lo !”

          “Jadi lo gk akan ngatain gue modus lgi kan ?”

          “Iya2!”

          “Sekarang satu lagi, yg pengen gue lurusin, tadi lo bilang apa ? lo suka gue ? kalo lo suka gue, knapa lo pacaran sama adek gue ?”

          “Kan tadi gue udh bilang, lo tuh gak pernah peka ! gue tunggu di tembak, gak di tembak2, lah, malah adek lo yg nembak gue !”

          “Tapi intinya mulai saat itu dan sampe sekrang lo sayang dia kan ?”

          “Hm… gimna yah ? 50 : 50 lah !”

          “Kok gitu ? wah, berarti lu gak tulus dong ke adek gue, padahal dia saang banget sama lo tau gak !”

          “Enak ajh, gue tulus yah ! Cuma, sekarang rasanya cinta lama gue bersemi kembali !”

          “Aciaaat, kayak lagu ajah ! CLBK nih ceritanya ??”, godaku

          “Issshh…lo tuh emang selamanya bakal jdi  cowok gak peka yah ? dodol !”, (Nama kamu) mengkerucutkan bibirnya dan melipat tangan. Lagi2 pandangannya dia buang jauh2.

          Aku sudah hafal dgn gaya ngambeknya itu.

          “Cieee yang ngambek ?!!!”, aku mencubit pipinya.

          “Sakit Kareeel !”

          “Sorry deh ! btw, sekarang gue peka lohh, gue tau kok lo pengen banget gue tembak !”

          “Ish, gak pengen banget jga kalli !”

          “Oh yah ?”, aku tersenyum jail dan memeluknya. Dia terdiam.

          “Tuh kan, buktinya di peluk gak marah, detak jantungnya kenceng banget lagi !”, goda ku dgn nada jail

          “Ish, curang lo !”, dia mendorongku dn melepas pelukannya.

          “Sorry lancing, gue tadi Cuma butuh bukti kok ! dan gue sekarang udah yakin, lo pasti mau jadi pacar gue !”

          “Ini ceritanya nembak, Mas ?”

          “Iyeh :3 .eh apaan mas mas ? kamu pikir aku tukang bakso ?”

          “Hampir mirip sih :v “

          “Kalo kayak tukang bakso ngapain di suka ?”

          “PD nya -_- “

          “Eh, intinya gue di terima gak sih ?”

          “Terima apaan ? lo nembak ajah belum  !”

          “Tadi kan udah ?!”

          “Itu nggak sah ! ulang !”

          “Kenapa situ malah jadi sutradaranya ?! yaudah deh, skrg pake cara romantic yah, (Nama kamu), kamu mau gak jadi pacar aku ?”, ucapku lembut

          “Romantis apaan ? biasa ajh !”

          “Banyak protes amat sih ? mau kagak ?”

          “Astaga, maksa amat ? yaudah deh, kalo maksa, gue mau !”

          “-_____- . ah seterah deh, yg penting gue diterima \(ˆˆ)/”


~The End~

Sorry for typo, jelek, ancur dan ke-gaje-an lainnya, malas cek ulang saya ! di word ini 22 halaman lo , wkwkwwkwkwk..tumben bikin cerpen panjang amat :3


…::: Eneng’dylah:::…