Sabtu, 15 Februari 2014

Cerpen Super 7 Just Give Me a Reason by : Nur Fadilah Syawal

CERPEN khusus 23 january ihihihihhi :D

Tittle : Just Give Me a Reason 
~Berikan aku 1 alasan~

• Author : Nur Fadilah Syawal 

»Terinspirasi dari lagu favorit dn sedikit ngikutin cerpen kk'fhia Ɣg judulnya "dΐ antara Bintang"


♈̷̴ No Copas
♈̷̴ No Maling
♈̷̴ No Edit
♈̷̴ No ngaku2
♈̷̴ Nobody Nobody But You ♫♪♫( ´▽`) ヘ(^_^ヘ) (ノ^_^)ノ *cuma nyanyii * 

..Like before read !!
Boleh d share, tpi jangan d copas , apalagi ngedit ! Ɣg copas + edit , gua sumpain JERAWATAN SEUMUR HIDUP , amiin Ya Allah 


"Tapi gue gak bisa!", tolak pemuda ini sekali lagi. Terlihat gadis dihadapannya menatapnya geram sekaligus bingung.

"Udah lah, Sya! Gak usah dipaksa kalo dia gk mau! Lagian Ɣg rugi juga bukan kita !", ucap gadis disampingnya

"Tapi, masa lo ngerjain sendiri sih, (Nama kamu)?", ucap gadis Ɣg tadi dipanggil 'sya' ini, ia menghentakkan kakinya kelantai pertanda mulai frustasi. 

"Udah deh, Tasya sayaaang! Gak papah! Kan tinggal gue tulis rapi disampulnya, DISUSUN OLEH (NAMA LENGKAP KAMU) ! Biarin ajh si tuan SUSANTEO ini gak dapet nilai !", ucap (Nama kamu) dengan penekanan ϑΐ setiap kata Ɣg ϑΐ Caps Lock itu sambil melirik tajam ke arah cowok Ɣg sejak tadi membuat ke-2 sahabat ini geram.

"Yaudah biar gue ajh Ɣg ngerjain sendiri! Tenang ajh, nama lo gue cantumin kok !", seru cowok itu akhirnya

"Enggak! Nanti lo boongin gue! Pokoknya cuma 2 pilihan, gue ngerjain sendiri dn lo gak dapet nilai, atau lo mau bantuin gue ngerjain tugas itu?", gadis ini mengajukan penawaran

"Hh~ okey, gue bantuin lo! Kita kerjain sama2 !", cowok ini, Karel, memilih opsi kedua dengan pasrah. Tasya dn (Nama kamu) tersenyum puas.

"Tapi gue gk bisa sore ini !", lanjut Karel lagi

"Trus kapan? Ini tuh udh dikumpulin besok !", emosi (Nama kamu) kembali naik, apa sih mau cowok ini?

"Sore ini gue ada acara! Entar malem ajh yah?", tawar Karel mencoba melembutkan suaranya

"Hh~ okey, gue tunggu lo abis jam makan malem!", bls (Nama kamu) singkat lalu berniat pergi sambil menarik lengan sahabatnya, Tasya.

"Eeh! Gue gak bisa ke rumah lo! Lo ajah ke rumah gue !", seru Karel saat 2 gadis itu baru menjauh beberapa langkah. Sontak salah satu dari gadis tadi berjalan kembali ke arahnya sambil mengernyitkan kening

"Heh?  lo Ɣg bener ajh! Masa gue ke rumah lo? Malem2 ? Gue ke rumah cowok? Mana mau nyokap gue ngijinin !", protes gadis (Nama kamu) dengan suara meninggi, sangat frustasi.

"Itu bisa diatur! Lo tinggal tulis nomer telfon nyokap lo trus kasi ke gue! Nanti nyokap gue bakalan nelfon dan bantuin lo buat ijin! Kalo perlu, biar supir rumah gue Ɣg ngejemput dan nganterin lo pulang !", jelas Karel dengan idenya. (Nama kamu) terlihat menimbang-nimbang sebentar, sejurus kemudian gadis ini mengangguk

"Okey! Kalo sampe nyokap lo gak berhasil bikin mama gue setuju, dan supir lo itu gak dateng, jangan salahin gue kalo nama lo gak tercantum ϑΐ tugas ini!", ucap (Nama kamu) sambil melangkah ke arah Tasya dan pergi meninggalkan kelas. Sementara Karel melanjutkan membaca nya Ɣg tadi sempat terpotong karena datangnya 2 cewek galak Ɣg tiba2 melabraknya.

~~o0o~~o0o~~

"Iiiii!! Orang aneh!", kesal gadis ini sambil melempar bola basket ϑΐ genggamannya asal. Alhasil bola itu memantul tak tentu arah dan akhirnya menggelinding jauh.

"Yah yah  itu bola gue ngapain lo lempar?", heran gadis tak berdosa Ɣg tadi meletakkan bolanya ϑΐ pinggir lapangan karena ia sedang minum.

"Udah deh, gak suh protes! Bisa diambil lagi kan?", bukan jawaban atau permintaan maaf, malah gadis putih berkacamata ini harus menerima omelan dari si pelempar.

"(Nama kamu) kenapa sih?, bisik si kacamata pada sahabatnya Ɣg satu, Tasya.

"Biasalah! Karel!", bls Tasya menjawab pertanyaan Cindy. Yah, si kacamata itu memang bernama Cindy. Gadis Ɣg terlihat culun dan pendiam. Tapi ia adalah kapten team basket cewek ϑΐ Sekolah ini. Ya, Basket memang bidangnya. Hal itu juga Ɣg membuatnya famous dan salah satu idola ϑΐ sekolah ini.

Begitupun dengan ke-2 sahabatnya, si heboh Tasya Ɣg selalu bisa bikin suasana apapun jadi ceria. Walaupun kadang-kadang ia juga bisa sangat galak. Tapi babyface Tasya, membuatnya terlihat tetap imut walaupun ia sedang marah.

Sedangkan yang satunya, (Nama kamu). Kalau Ɣg ini jangan ditanya lagi, dia ketua Osis tercantik sepanjang sejarah sekolah ini (salah satu alasannya adalah karena tahun ini pertama kalinya seorang anak perempuan Ɣg menjabat sebagai ketua osis-_-) dan alasannya lainnya karena anak ini memang benar cantik dan anggun. Tapi ia juga sangat cuek. (Nama kamu) hanya berbicara atau bergabung dengan orang2 Ɣg benar2 dikenalnya. Dalam artian Ɣg memang sudah benar2 mengenalnya lama. Itulah sebabnya mengapa gadis ini hanya sering terlihat berjalan dengan sahabat2nya, Tasya, Cindy, Karel, dan Jose.

Karel? Kalian tidak percaya bahwa Karel pernah masuk ke dalam daftar sahabat (Nama kamu)? Dan aku yakin, kalian lebih tidak akan percaya jika author bilang, dulu (Nama kamu) dan Karel pernah menjalin hubungan spesial. Yup, pacaran! Karel adalah orang pertama Ɣg bisa menempati hati gadis ini. Bahkan sejak mereka baru saja bertemu dihari pembagian kelas saat kelas 7 dulu. Tapi saat itu mereka masih menjalani hari sebagai sahabat. Sampai akhirnya Karel menyatakan perasaanya 3 bulan lalu.

Tapi, semuanya tidak berlangsung lama. Mereka putus kira2 dua minggu Ɣg lalu. Ketika Karel memutuskannya tanpa alasan Ɣg jelas. Jangankan satu alasan, hari itu Karel hanya meminta maaf, lalu mengatakan kata 'PUTUS' padahal mereka sama sekali tidak sedang bertengkar atau terlibat masalah.

Semenjak hari itu juga, Karel jadi berubah. Ia jadi menjauh dari (Nama kamu) dan sahabat2nya Ɣg lain. Bahkan, Karel Ɣg semula duduk sebangku dengan (Nama kamu) kini pindah ke bangku pojok ϑΐ bagian belakang, menyendiri.

Karena semua itulah, perlahan (Nama kamu) membenci seorang Ɣg bernama KAREL SUSANTEO itu. Julukan 'orang aneh' ia capkan pada cowok itu. Pokoknya, kalo ada Ɣg mau bahas soal Karel, mending jauh2 deh! Gak usah bahas ϑΐ depan (nama kamu).

Tapi si Pak Deri, Guru Bahasa Indonesia Ɣg bisa dibilang killer itu, Ɣg membuat (Nama kamu) dan Karel harus bersama lagi. Yah, walaupun cuma sebatas partner kelompok, tapi sudah sangat membuat (Nama kamu) frustasi sendiri. Bagaimana tidak? 'Orang aneh' itu suka sekali bertindak sesukanya! Membatalkan janji, banyak alasan, dan alhasil sampai satu lagi hari terakhir sebelum tugas itu harus dikumpulkan, mereka belum mengerjakan apapun sama sekali.

~~o0o~~o0o~~

**(Nama Kamu)'s POV**

Tante Erti namanya. Seorang wanita cantik, ramah dan lembut. Berbeda dengan anaknya Ɣg sok dan misterius-_-. Kini aku telah berdiri ϑΐ depan pintu kamar Karel. Tadi tante Erti Ɣg mengantarku kesini. Tapi, rasanya aku sangat malas dan tidak mau mengetuk daun pintu kayu didepanku ini. Hh~ tapi harus bagaimana lagi? (Nama kamu), lakukan sajalah!

Kuketuk pintu kamar si Susanteo. Aku terpesona melihatnya ketika dia membuka pintu. Sangat tampan. Dengan pakaian rumahannya Ɣg sederhana namun sangat menawan #lebaysumpah-_-. Tpi bukannya dia memang selalu begitu? Selalu tampan. Hey?? Apa Ɣg kufikirkan?!! Aaaargh!!

"Lo mau ngerjain tugas atao mau berdiri disitu sampe pagi?", ketus Karel Ɣg membuat lamunanku seketika buyar.

"Apaan sih lo! ¬_¬", hanya itu Ɣg bisa kukatakan. "Yaudah buruan masuk!", ajak Karel dingin. Aku pun segera mengekori langkahnya untuk memasuki ruangan Ɣg ia sebut kamarnya itu.

Kami mulai mengerjakan tugas kami. Aku yang mengetik dan Karel Ɣg mendikte. Semuanya memang telah Karel siapkan. Ia sudah mengumpulkan dari banyak sumber buku dan referensi, jadi malam ini tinggal ϑΐ ketik dan ϑΐ print saja. Untungnya~ ternyata dia diam2 sudah setengah bekerja. Kufikir, dia hanya santai2 saja selama ini. Sesekali kami juga tertawa karena aku kadang salah ketik, atau ada kalimat yang di-dikte-kan oleh Karel Ɣg terdengar tidak nyambung. Terkadang juga Karel sengaja menyebutkan lanjutan dari kata2 Ɣg tersusun ϑΐ buku catatannya itu dengan plesetan kata Ɣg hampir mirip. Sehingga lagi lagi kami tertawa. Sudah agak lama aku tidak ngobrol dan bercanda dengannya seperti ini. Semenjak ia tiba2 menjadi 'aneh', tapi jujur, aku merindukannya.

TOK!! TOK!! TOK!!

Terdengar ketukan ϑΐ balik pintu kamar Karel. Karel segera bangkit dan membukanya. Terlihat seorang suster berdiri disana.

"Gue ke bawah dulu yah! Lo ketik sendiri ajh dulu! Bentar kok!", pamit Karel dn tanpa menunggu jawabanku, ia segera berlalu dan menutup pintu kamarnya.

"Capek tau! Mending gue istirahat dulu, ngitung2 nungguin lo!", ucapku entah pada siapa.

Aku lalu mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Aku melihat-lihat isi kamar Karel Ɣg sangat rapi ini. Namun ada sesuatu yang mengganggu pandanganku. Aku melihat ada banyak obat-obatan di samping tempat tidurnya. Karena penasaran, Kuambil beberapa bagian dari obatnya untuk diteliti oleh Ayahku yang berprofesi sebagai Dokter. Tentu saja tanpa sepengetahuan Karel.

~~o0o~~o0o~~

"Pagi sayang!", sapa papaku Ɣg sudah ada ϑΐ meja makan lebih dulu. Aku yang masih berada ϑΐ anak tangga ke-3 itu hanya membalas sapaan papa dengan tersenyum manis. Lalu mempercepat langkah untuk segera sampai dibawah dan duduk ϑΐ salah satu kursi ϑΐ meja makan.

'Mumpung ada papa nih!', batinku sambil mencari sesuatu dari tas ranselku.

"Pa, papa tau gak ini obat apa?", tanyaku menyodorkan sebuah benda kecil Ɣg kuambil dari kamar Karel tadi malam. Papa meraihnya. Setelah mengamati beberapa menit, papaku berkata, "Ini adalah obat yang dikonsumsi oleh penderita kanker darah stadium akut"

Aku tersentak dan hening sejenak mendengar penjelasan Papa. Lalu Papa bertanya lagi, "Dari mana kamu dapatkan obat ini, (Nama kamu)?"

"Dari jalan Pa", jawabku sekenanya. Aku terdiam lagi. Kaget. Kanker Darah? Karel?

Tiba2 mama membuyarkan lamunanku, "Gimana tugasnya?", tanya Mama Ɣg juga sudah duduk ϑΐ depan meja makan untuk melaksanakan aktifitas harian kami ϑΐ pagi hari, sarapan.

"Huft~ akhirnya selesai Ma!", responku sambil menggigit ujung rotiku.

"Kamu kok gak bilang sih kalo anak tante Erti temen kamu? Kamu tau gak, mama sama tante Erti itu sahabatan!", jelas mama tanpa ku tanyai

"GPT BGT , Ma! Lagian mama gk pernah nanya !", blsku pendek sambil terus melanjutkan makan.

"Apa tuh GPT BGT?", tanya Mama kepo

"GakPenTingBanGeT !", blsku sekali lagi.

"Kenapa? Kalian gak akrab yah? Kalian musuhan gitu? ", Mama makin kepo lagi

"Memangnya Siapa anak Teo Ɣg sekelas dengan (Nama kamu)?", papa ikut bertanya

"Karel pa! Dan yaaah gitu deh, Karel memang musuh aku gitu deh~"

"Loh kok musuhan sih? Gak baik!", ceramaha Mama-_-

"Aduh! Udh deh yah, mama sayang, (Nama kamu) mau berangkat, takut telat , Assalamualaikum !", pamitku langsung berjalan keluar dn menuju motorku.

~~o0o~~o0o~~

Aku berjalan menyusuri koridor sekolah dengan fikiran Ɣg menerawang kesana kemari. Aku masih terus terbayang dengan kata-kata papa tadi. "Ini adalah obat yang dikonsumsi oleh penderita kanker darah stadium akut". Pantas saja aku sering melihat ia sangat pucat, dan kadang tidak ikut jam olahraga.

Aku belum siap kehilangan dia Tuhan. Aku menyayanginya. Tolong sembuhkan penyakitnya Tuhan dan berkati setiap obat yang dia makan Tuhan. Ku berdoa untuk dia yang kucinta Tuhan. Kabulkanlah doa hambamu ini ya Tuhan. Amin.

~~o0o~~o0o~~

Aku berjalan menuju ke bukit kecil yang ada di daerah kompleks dekat sekolahku. Dulu, tempat ini adalah tempat favorit ku dengan Karel dn sahabat-sahabatku Ɣg lain. Setiap pulang sekolah, pasti kami mampir kesini sebentar. Menikmati angin yang sejuk dan berbaring ϑΐ rerumputan mengahadap matahari.

"Aaaaaaaaaargh!!!"
Ku dengar suara teriakan seseorang.

"Heh!? Orang aneh! Gila lo yah?", tanyaku menghampiri orang Ɣg berteriak tak jelas tadi, Karel. Karel menoleh ketika mendengar suaraku. Lalu menoleh lagi. Huh~ mulai lagi sok cueknya-,-.

"Ngapain lu teriak2 ? Stres?", tanyaku meledeknya. Ia tak menjawab lalu langsung meraih tasnya Ɣg tergeletak diatas rerumputan dan berniat pergi.

Aku segera menangkap tangannya, "ck, kok lo mau pulang sih?", tanyaku. Karel hanya menatapku heran lalu melirik tanganku Ɣg masih hinggap ϑΐ pergelangan tangannya.

"Eh, ups~ sorry !", ucapku langsung melepas genggaman tanganku terhadapnya, akh! Memalukan x_x.

"Eh, orang aneh, lo bisu apa gimana sih? Jawab kek! Gak bisa nyebutin satu alasan apa gitu?", tanyaku sedikit kesal

"Yah karena gue pengen pulang !", ucapnya menjawab pertanyaanku Ɣg tadi

"Gaje banget sih !?"

"Kan lo cuma minta 1 alasan !", Karel kini mulai melangkah pergi lagi

"Trus apa lo mau ngasih gue 1 alasan ajh, kenapa lo mutusin gue tiba2? Dan kenapa lo ngejauhin sahabat2 kita Ɣg lain?", tanya ku Ɣg membuatnya menghentikan langkah, namun tak menoleh ke arahku.

"Ka..ka..kare..na..gu..gue bosen sama kalian !", ucap Karel lirih

"Lo yakin itu alasannya? Bukan karena leukimia?", ucapku dengan suara bergetar. Karel segera menoleh.

"Maksud lo?", tanya Karel

"Lo gak usah pura2 lagi, Rel ! Gue udah tau semuanya ! Gue tau, lo kena kanker darah kan? Jadi itu alasan kenapa lo tiba2 berubah dan mengakhiri semuanya? Itu alasan lo udah nyakitin gue?"

"Maaf~", hanya itu, itu lagi Ɣg Karel katakan. Hanya kata 'maaf' . Sama seperti hari itu. Aku Ɣg kebingungan mendengarnya tiba2 meminta maaf. Lalu saat aku bertanya, "maaf untuk apa?", dia hanya menjawab dengan kata, "putus" lalu pergi gitu ajah.

"Bahkan hari itu lo gak ngasih gue 1 alasan pun, Rel !", ucapku dgn suara bergetar, air mataku kini sedang berdesakan untuk keluar, tpi kutahan

"Sorry, (Nama kamu)! Gue cuma gk mau bikin lo dn temen2 khawatir. Gue gk mau ngeliat kalian sedih gara2 gue Ɣg penyakitan. Jadi lebih baik kalo gue bikin kalian benci sama gue, jadi saat gue pergi, kalian gk akan ngerasa kehilangan!", jelas Karel

"Lo salah, Rel ! Bukan gini caranya ! Apa lo gak mikirin gimana perasaan gue dan temen2 ke lo? Kita sayang sama lo !", seruku

"Sorry, gue harus pergi", karel meneruskan langkahnya Ɣg terhenti tadi.

"Now you've been talking in your sleep oh oh
Things you never say to me oh oh
Tell me that you've had enough
Of our love, our love
Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again", aku mulai menyenandungkan bait dari lagu favoritku

"It's in the stars
It's been written in the scars on our hearts
We're not broken just bent
And we can learn to love again", Karel kini menoleh dan ikut menyanyikan bait selanjutnya

"That we're not broken just bent
And we can learn to love again", lanjutku dan Karel bersamaan. 

Karel berlari ke arahku dan segera menarikku kedalam dekapannya.

"Lagu itu benar, kita gak hancur dan kita masih bisa belajar mencinta lagi !", ucap Karel lirih. Aku hanya diam, sambil terus memeluk Karel erat. Lagu ini, adalah 'a reason' Karel bisa kembali kepelukanku.

Mulai saat itu, aku dan Karel menjalin hubungan lagi. Karel telah kembali seperti dulu. Kembali untukku dan untuk ke-3 sahabatku.

Sampai suatu hari, lagi2 Karel absent. Sebenarnya ini sudah biasa, Karel memang sering tidak hadir satu atau 2 hari karena penyakitnya itu. Tapi kali ini, berbeda, sudah hampir seminggu, tapi dia belum kunjung hadir. Aku dan sahabat2ku sangat ingin menjenguknya, tapi Karel melarang. Tanpa satupun alasan. Ɣg jelas tidak boleh! Ya, mungkin dia butuh banyak istirahat dan tak bisa diganggu.

"Ini udah hari ke-5 , kalo besok Karel belum masuk juga, gue mau ke rumahnya!", Jose

"Tapi dia kan ngelarang?! ", Tasya

"Tapi, kalo kita udh nyampe rumahnya, gk mungkin kan dia tega nge usir ?!", Jose

"Ohiyayah! Bener2 !", Cindy

"Jadi, deal yah besok kita ke rumahnya Karel?", Tasya bergantian menatap Jose, Cindy lalu aku

"Hmm... Sebenernya, Karel tdi sms gue, dia nyuruh gue buat dateng ke bukit siang ini", jelasku

"Kalo gitu kita ikut!", sambar Jose, tpi Tasya segera menginjak kaki cowok sipit ini

"Aww! Napa sih lo, Sya?", ringis Jose

"Lo ngapain pake mau ikut segala?", bisik Tasya

"Gue kan kangen sama si Karel ._. ", Jose bls membisik

"Hadeh-- lo gk ngerti yh, Karel cuma ngajak (Nama kamu), itu artinya dia cuma mau ngomong sama (Nama kamu), sama pacarnya ! Lo gak usah ganggu !", Tasya dengan masih berbisik

"Guys? Kok malah bisik2an sih? Jdi kalian mau ikut nih?", tanyaku

"Eh engga! Gue sama Cindy mau pergi les !", sambar Tasya. Cindy dn aku mengernyitkan alis, sama2 bingung.

"Emang kita hari ini ada les?", tanyaku, karena antara aku , Tasya dn Cindy, mereka selalu ikut khursus ϑΐ tempat2 Ɣg sama.

"Eh, itu gue sama Cindy masuk les baru, hari ini kita ber-2 les ballet !", bls Tasya asal

"Hah?", Cindy dn aku sama2 terkejut dn heran. Tasya segera melototkan matanya sebagai kode untuk Cindy. Cindy pun mengerti.

"Sejak kapan kalian suka balet?", tanyaku

"Yah coba2 ajh! Gue cuma mau hebat ϑΐ hal lain selain basket ", Cindy

"Oh, kalo ello, Jos?", aku kini menanyai Jose

"Gue harus nemenin nyokap ke rumah nenek!", bls Jose sekenanya

"Oh, yaudah gue pergi yh? Byee!"

~~o0o~~o0o~~

Aku berjalan menuju bukit. Disana kudapati Karel Ɣg sedang duduk ϑΐ kursi roda dengan seorang suster disampingnya.

Saat menyadari kehadirabku, suster itupun beranjak menjauh dan membiarkan aku dan Karel.

"Hy  ", sapa Karel

"Hy, eem kamu kok ...
Belum sempat ku selesaikan penjelasanku, Karel langsung menjelaskan

"Aku gk masuk beberapa hari ini karena aku drop banget. Dan tadi pagi tiba2 ajah aku lumpuh, makanya sekarang aku ϑΐ kursi roda "

Aku menatap Karel sendu. Iba.

"Ohiyah, (Nama kamu), aku manggil kamu kesini karna aku mau pamit. Aku harus ke Singapore, aku akan berobat disana. Mungkin 1 atau 2 tahun. Entahlah. Ɣg jelas sampai aku sembuh !"

"Jadi lo bakalan ninggalin gue lagi? Rel, 1 tahun itu lama !", seruku kesal

"(Nama kamu), tapi aku cuma mau berobat. Abis itu aku akan balik ke kamu, dan kita bisa ngelanjutin hidup kita dengan bahagia. Tanpa adanya penyakit ini ϑΐ diri gue !"

"Tapi ... 
Aku tidak sanggup melanjutkan, kini aku menangis.

"Aku janji (Nama kamu) ! 1 atau 2 tahun lagi, aku bakal balik dan langsung ke bukit ini, nemuin kamu dan kita bisa sama2 untuk selamanya !", bujuk Karel

Aku menarik nafas berkali-kali, mencoba merileksasikan paru-paruku yang mulai terasa sesak. Suara karel membuatku tersadar lagi,

"Percaya janji ku, (Nama kamu) ! Aku pergi hanya karena 1 alasan, aku sayang kamu !", kini ia meyakinkanku dgn menggenggam tanganku erat.

Refleks aku mengangguk. Baiklah, satu tahun lebih. Setelah itu semuanya akan kembali.

~~o0o~~o0o~~

Hari itu 23 januari 2012, Karel berangkat. Minggu minggu pertama kulalui dengan kesedihan penuh. Bahkan aku tidak ingin menginjakkan kaki ku ϑΐ bukit itu lagi, sampai satu tahun itu berlalu. Nanti jika telah tepat 23 januari 2013, baru aku akan kesana, menunggu Karel.

Aku sudah tidak pernah berkomunikasi dengan Karel, bahkan sejak satu bulan awal. Meski Karel bilang kalau aku bisa bebas menghubunginya kapan saja, tapi aku harus tetap menyadari kenyataan bahwa Karel di Singapore bukan untuk liburan seperti biasa, tapi kali ini dalam konteks berobat. Aku harus membiarkan Karel konsen dalam pengobatannya, toh itu untuk aku juga nantinya.

Hari hari terus berlalu, hari ini 23 januari, aku telah siap. Ku lajukan mobilku menuju bukit kecil itu. Dengan seragam putih abu abu ku. Ya, sekarang aku sudah berstatus anak SMA. Sekolahku tidak lagi berada ϑΐ dekat bukit itu, karena itulah sekarang aku tidak berjalan kaki lagi kesana.

Suasana disini masih sama seperti 1 tahun lalu. kini aku sangat2 merindukan Karel. Tapi tenang (Nama kamu), sebentar lagi ia akan ada disini. Menemanimu! Aku meyakinkan diriku sendiri.

Jarum jam terus berputar, sudah 3 jam aku disini, sekarang sudah sangat sore. Karel tak kunjung datang. Apa ia belum pulang? (⌣́_⌣̀)

Yah, aku ingat Karel bilang '1 atau 2 tahun' . Mungkin sekarang dia belum bisa pulang. Tapi mulai hari ini, aku akan terus datang kesini. Menunggu kedatangan Karel setiap hari. Sampai ia datang dan bisa duduk denganku diatas karpet rumput hijau ini.

Hari ini masih sama. Bahkan setelah 365 hari aku menunggu di bukit ini. Masih dengan harapan Ɣg sama, Karel akan datang. Hari ini 23 januari 2014. Tepat 2 tahun semenjak kepergian Karel ke Singapore. Dan mungkin akan jadi hari penantian terakhirku. Jika Karel tidak datang hari ini, aku tidak akan menunggu lagi. Sudah cukup. Janjinya hanya sampai 2 tahun. Bila dia mengingkari, aku akan mencoba untuk melupakannya. Walau mungkin akan sulit. Akan kucoba.

Baiklah, 2 jam berlalu. Kulitku sudah serasa terbakar. Rasanya terik matahari hari ini sangat panas. Padahal aku sudah bernaung dibawah pohon besar Ɣg memang adalah tempatku untuk duduk ϑΐ atas bukit ini, tapi tetap saja disini tidak sejuk seperti biasa, sangat panas.

"(Nama kamu) !", tiba2 ada Ɣg memanggilku. Apa dia Karel? Aku segera menoleh, dan

"Jose?", ternyata Jose dan dibelakangnya Cindy dn Tasya (⌣́_⌣̀) . Padahal tadi aku sangat berharap itu adalah Karel.

"(Nama kamu), Karel !", Cindy masih mengatur nafasnya

"Karel kenapa? Dia dimana? Dia udh dateng yah? Dn kalian disuruh kesini buat manggil aku karena dia mau ngasih surprise !??", tebakku

Tasya menggeleng pelan. 

"Enggak , (Nama kamu) ! Karel emang udah dateng. Tapi, dia gak bisa kesini ataupun ketemu kita lagi ! Dia udah meninggal , (Nama kamu) ! Ambulance nya baru ajah sampe !", jelas Jose 

"Enggak ! Enggak mungkin ! Kalian pasti boong !", aku tdk percaya

"Kami gk bohong, (Nama kamu) !", Tasya

"Tapi karel janji bakalan nemuin gue disini ! Dia janji dia bakal sembuh !", ucapku seperti orang tak waras. Cindy dn Tasya mencoba menenangkanku dgn menarikku ke dekapan mereka. Air mata kami ber-3 tak terbendung lagi. Kami hanyut dalam tangisan. Sementara Jose, ia juga menangis, sambil bersandar ϑΐ batang pohon besar Ɣg menaungi kami. 

~~o0o~~o0o~~

Lebih pilu lagi saat Di pemakaman Karel, kami lagi2 menangis. Seakan tak akan berhenti. Dan rasanya aku tidak ingin pergi dari sini, aku ingin menemani Karel!!

Tapi mana bisa ?! Aku ini gila! Sangat konyol !

Kini aku, Tasya, Cindy, dan Jose duduk ϑΐ sofa panjang di depan televisiku. Cd yang dititipkan mama karel sudah siap untuk kami lihat.

“Kalian Ɣg sabar yah , anak-anak. Tante tau kalian orangnya kuat. Karel selalu mengatakan itu waktu di Singapore, dia percaya penuh sama kalian. Dan tolong jangan sia-siakan kepercayaannya. Jangan berlebihan, yah :)”, jelas tante Erti dengan senyuman, walaupun sebenarnya senyum pahit. Aku langsung menerima kaset yang diulurkan mama Karel waktu itu.

Dan ketika layar menampakkan wajah Karel, mataku refleks terpejam. Hatiku meronta lagi. Air mulai menggenang di manik mataku.

“Hai guys!” dan sapaan itu membuat genangan itu langsung mengalir deras. Ya tuhan, sudah berapa lama aku tidak mendengar suara Karel? Aku merindukannya, sungguh merindukannya.

Aku kembali memfokuskan mata menatap layar, Karel duduk di atas ranjang besi yag dikelilingi alat-alat medis. Wajahnya masih sama seperti terakhir aku bertemu. Hanya saja lebih pucat dan dikepalanya tak tersisa satu helai rambutpun! Ia botak. Sepertinya ia merekam sendiri, karna tangannya merentang ke depan.

Ia tersenyum. Aku tau hatiku mulai rapuh. Senyumnya, aku juga merindukannya.

"Aku sangat merindukan kalian ! Terutama kamu, (Nama kamu) ! Maaf yah, aku membuatmu menunggu lama. Maaf aku gak bisa nepatin janji aku. Maaf aku gak bisa kembali untuk kamu. Aku tau, kalian semua pasti marah! Itu hak kalian. Aku akan terima, justru aku senang jika kalian membenciku, dengan begitu kalian tidak akan merasa kehilanganku, kan? . Guys, tolong lupain aku yah ! Please, kalian jangan terpuruk hanya karena aku!. Hidup kalian masih panjang. Jose yang akan jadi presiden, Cindy Ɣg jadi pemain basket wanita terbaik, Tasya Ɣg jadi selena gomez ._. Aku tau kalian semua punya impian ! Jangan menyerah untuk meraihnya yah?! (Nama kamu), kau ingin jadi dokter spesialis kanker kan? Hari itu kau bilang, kau akan jadi dokter spesialis kanker terbaik ϑΐ Indonesia, jadi kalau ada Ɣg sakit, mereka gak usah jauh2 ke Singapore. Aku doakan yah, semoga tercapai! Dan jangan biarkan lebih banyak lagi jiwa Ɣg pergi karena penyakit ini ! Aku pergi, tapi aku masih akan tetap ada dihati kalian. Jangan menangis yah! Please, aku percaya, kalian pasti akan kuat?!! Dan berikan aku 1 alasan kenapa aku termasuk orang Ɣg berarti Ɣg pernah hadir ϑΐ kehidupan kalian, dan kuharap alasan itu adalah karena kalian menyayangiku. Byee. Love you all !!!"

Kalimat terakhir itu ternyata penutup, setelah Karel tersenyum dan akhirnya layar itu menunjukkan cd yang selesai terputar. Dan hal terakhir itu membuat aku merosot, air mataku makin menderas melebihi aliran air sungai yang meluap. Ke-3 sahabatku pun sama. Mereka belum bisa memenuhi kepercayaan Karel, mereka masih tetap menangis.

"Memang hanya ada satu alasan kenapa aku gk akan ngelupain kamu, Rel ! Karena aku sayang kamu !"

~The End~

•Eneng'dylah

1 komentar:

  1. Gk ngerasa kalau air mata gue udah jatuh.. Knp karel harus meninggal?

    Next lagi yhh,, bikin cb/cerpen lgi yg makin keren.. 👍

    BalasHapus