Sabtu, 15 Februari 2014

Cerbung Super 7 Too Beautiful Oblivion Part 2 By : Nur Fadilah Syawal



>>Too Beautiful Oblivion<<<
~terlalu indah untuk dilupakan~

::Part 2::

"Eh lu !", ucap Marsya menunjuk (nama Ќªмü)
"Saya kak ?", tanya (nama Ќªмü) menunjuk dirinya.
"Iya, elu , Ɣg tdi blagu banget ! Ayo maju ke depan !", perintah Marsya setengah membentak.
(Nama Ќªмü) pun menurut, ia maju ke depan kelas.
"Nih !", ucap Marsya memberikan selembar kertas pda (nama Ќªмü)
"Ini buat apa kak ?", tnya (nama Ќaмü)
"Cari Osis Ɣg namanya Renita Handayani, dan minta tanda tangan, no. hp, no. sepatu, no. rumah, sampe no. pacarNya jgga !", ucap Marsya
"Banyak banget kak ? Apa lagi tuh NO. PACAR, emang ada ?", protes (nama kamu)
"Lu tuh bisaNya protes mulu yahh ?! Udah sana buruan !", bentak Marsya.
(Nama kamu) pun melangkah keluar ruangan dan mencari apa Ɣg diperintahkan tadii. 

"Itu kkak Reni² itu dmana lagi  Ke ruangan 7 ajah dulu deh, Ɣg deket²" ucap (nama kamu) sambil melangkah memasuki ruangan 7.

"Permisi..", (nama kamu).
"Iyah, ada apa ?", tnya seorang Osis ϑΐ ruangan itu.
"Hmm.. Kak, disini ada Ɣg namanya Renita Handayani gak ?", tnya (nama kamu).
"Gakk ada dde !", jwb Osis itu.
"Owhh, makasih Κalo gitu, sya permisi dulu", pamit (nama kamu)
"Iyah ", bls sang Osis.
(Nama kamu) pun beralih menuju ruangan 8 dn 9. Tapi disana juga tdak ada Ɣg bernama Renita Handayani.

"Huufth~ berarti gua harus ke ruangan 1 smpe 5 nih, aduh padahalkan ruangan itu ϑi lantai atas, capedeh -,- ! Padahal gua lagi Puasa, mana buka masih lama u,u !", keluh (nama kamu) sambil menaiki anak tangga satu per satu.
Namun diruangan 5, 4, 3 dn 2 tetap tdak ada (?). Kini tinggal satu ruangan Ɣg belum ia datangi, yaitu ruangan 1.

"Hadeeh .. Kak Reni² itu ngawas dmana sihh ?! Gua udah keliling², gakk ketemu² jga ! Mana para kkak Osis Ɣg lain pda pelit lagi, masa gakk ada Ɣg mau ngasih tau ?!  ", keluh (nama kamu) mulai lelah.
"Semangat (nama kamu) !! Tinggal satu ruangan lagi ! Go for it !", (nama kamu) menyemangati diriNya sambil memasuki ruangan 1, dmana di ruangan 1 itu tempat anak Super7 mengawas.
"Assalamualaikum", (sorry , Ɣg non muslim) , ucap (nama kamu) smbil mengetuk pintu Ɣg terbuka itu.
"Walaikumsalam", bls semua orang (Ɣg islam) d ruangan itu.
"Ada apa, (nama kamu) ?", tnya Bryant
"Hmm...kak, disini ada Ɣg namanya Renita Handayani gakk ?", tnya (nama kamu)
"Disini ada Ɣg namanya Renita Handayani tidak ?", tanya Bryant kepada sluruh siswa baru ϑΐ ruangan itu.
"Uh, bukan kak  ! Bukan anak baru, tpi kakak Osis !", jelas (nama kamu).
Bryant mengernyitkan kening, lalu berbalik memandang teman²nya Ɣg lain.
"Siapa tdi namanya ?", tnya Karel
"Renita Handayani", bls (nama kamu)
"Siapa Ɣg nyuruh kamu sih ?", tnya Karel
"Kak Marsya !", jwab (nama kamu) dgn ekspresi bingungnya.
"Hmm.. I knew it ! Ayo ikut aku !", ucap Karel menarik tangan (nama kamu).
"Eh, eh, eh, tunggu kak !", protes (nama kamu)
"Ada apa ?", bls Karel berbalik ke arah (nama kamu)
"Itu tangannya !!", polos (nama kamu) menunjuk tangan Karel Ɣg menggenggam tangannya.
Seketika Karel melepasnya.
"Eh, maaf, refleks ! Ywdah, yuk kita ke ruangan kamu !", ajak Karel.
(Nama kamu) hanya menurut. Sebenarnya ia ingin sekali menanyakan mengapa Karel sebegitu buru²nya, dn mengapa tak menunjukkan Reni padanya. Tpi sudahlah, lebih baik (nama kamu) diam saja, pasti semuanya akan terjawab sendiri nanti.

~setelah sampai d depan ruangan 6~
"(Nama kamu), kamu masuk duluan ajh dulu !", perintah Karel.
"Tapi tanda tangan, no.hp, no.sepatu dn no. Pacar kKak Reni gmana ?? Klo Kak Marsya marah gmana ?", tanya (nama kamu).
"Udah, kamu masuk ajh dulu ! Aku jamin, Marsya Ğakk akan apa²in kamu !", suruh Karel sekali lagi. (Nama kamu) pun menurut.
"Permisi ! Assalamualaikum", ucap (nama kamu) melangkah memasuki ruangan.
"Mana tugasnya ? Udah blom ?", tnya Marsya.
(Nama kamu) hanya menggeleng pelan.
"Ya ampun... Lu keluar hampir Se-jam, tpi Ğakk dapet apa² ? Ngapain ajh lu ? Jangan² lu malah ke kantin lagi !", tuduh Marsya
"Lahh ?? Enggak kok kak, aku kan puasa  ", (nama kamu) membela diri.
"Udah, nggak usah banyak alesan ! Sekarang lu gua hukum !", ucap Marsya.
"Hukum apa, Sya ? Knapa lu
ά̲υ͡ hukum anak orang Ɣg gakk salah apa² ?", ucap Karel memasuki ruangan.
"Ğakk salah !? Perasaan gua emang salah deh  ", batin (nama kamu).
"Karel ??", ucap Marsya menggigit bibirnya.
"Lu itu knapa sih ? Hobi banget bikin orang susah ?? Kayaknya lu seneng banget nyari² kesalahan orang lain ?! Emang ada anak Osis Ɣg namanya Renita² apa lahh itu, Osis periode tahun brapa tuh ?", tanya Karel. Marsya hanya terdiam. 
"Aku gakk habis fikir,
ά̲υ͡ kamu apa sih, Sya ?!", lanjut Karel. Lagi² Marsya hanya memilih diam. Karel hanya menarik nafas panjang, lalu memandangi (nama kamu) , "kamu boleh duduk !", Karel.
"Makasih kak  ", bls (nama kamu) sambil melangkah menuju bangkunya.

"Ishh, kak Marsya itu jahat banget yahh ?!", bisik puput saat (nama kamu) sampai d bangkunya. Ya, mereka memang sebangku. Mereka berasal dri sd Ɣg berbeda, tpi saling mengenal saat MOS ini.
"Tau tuh, bisanya nyusahin gua ajh u,u !", keluh (nama kamu)
""̮ ƗƗɐƗƗɐƗƗɐƗƗɐƗƗɐƗƗɐ "̮, tpi untung ada kak Karel  ", puput
"  ", (nama kamu)

Bel istirahat pun berbunyi...

~to be continued~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar