Minggu, 29 Juni 2014

Curhatan Dylah._. Suka Duka Sek-Sos.com



'Late post..!!hehehe
Berapa lama yah saya udh gk pernah nulis lagi? Hh~ udh lama Ɣg jelas! Yaudah, aku nulis deh, mau ngikutin si Dyfa . Tapi ini gak termasuk kategori cerpen deh, anggap ajah cuma kayak waktu aku cerita langsung.

Sebenarnya alasan utama kenapa ini gak aku jadiin cerpen adalah... Yah biar tulisanku kali ini lebih bebas ajah, dan kayak lebih nyata gitu! Percakapannya juga mau pake bahasa sehari-hariku aah ƪ(˘
˘)ʃ

~~o0o~~o0o~~

Tittle : Suka Duka Sek-Sos.com

Created by : Nur Fadilah Syawal

o0o

Sekali lagi ku tatap Id Card ku dengan tatapan frustasi. Nur Fadilah Syawal. Nama lengkapku tertera disana. Baru saja ku tulis beberapa jam yang lalu. Karena Id Card ini yang akan menjadi tanda pengenal ku selama disini.

SMAN 5 Unggulan Parepare. Sekolah dengan sistem asrama. Dan sekarang, aku ada ϑΐ Aspuri 1 kamar 208. Disinilah aku akan menginap untuk 3 hari ke depan.

Rasanya lucu jika mengingat bagaimana aku bisa berada disini. Semuanya berawal dari candaan. Lelucon yang ternyata bisa membawaku ke tempat seperti ini.

»Flashback«

Aku termasuk orang yang memiliki banyak prinsip. Dan terkadang prinsip-prinsip dan kepercayaanku sendiri yang membuatku tersiksa.

Seperti sekarang,,

Aku ingat, prinsipku yang mengatakan bahwa "tidak bisa berjalan mulus ulanganku, kalau masih ada musuh atau orang yang benci ka !"

5 hari yang lalu, aku sempat salah faham dengan salah satu teman sekelasku. Dan kami musuhan beberapa hari ini. Tapi, karena ini adalah hari sabtu, dan senin nanti adalah ujian MID semester, aku harus ber-DAMAI dengannya. Karena itu, prinsipku sejak dulu~

Pelajaran hari ini sudah sampai ϑΐ jam ke-2 , dan aku belum berani untuk meminta maaf lebih dulu. Selain karena 'gengsi' aku juga merasa bahwa bukan aku yang salah  . Tapi ya sudahlah... Aku harus minta maaf! Bagaimana pun, aku telah membuatnya menangis tempo hari 

Sebenarnya aku tidak sendiri, maksudku, yang bermasalah dengan temanku itu bukan hanya aku saja, tapi juga sahabatku, Uphy. 

Aku sudah bicarakan dengan Uphy masalah ini tadi pagi, dan kami sepakat akan meminta maaf hari ini juga ! 

Alih-alih mengumpakan hari ini seperti hari 'lebaran' , aku dan Uphy berjalan untuk berjabat tangan dengan semua teman sekelasku, IX.A . Kan mungkin saja aku juga punya kesalahan dengan mereka, eh ralat, bukan mungkin, tapi pastinya !

Tapi karena dasarnya aku memang pemalu, jadi tetap saja tidak bisa! Lucunya lagi, semua orang ϑΐ kelas ini sudah ku mintai maaf, tapi malah si 'yang punya masalah' alias 'yang intinya' tidak  . Dianya juga sih, sok cuek ! Bikin ilfil saja 

"Astaga Dipi !! Kalian kenapa? Perasaan itu ji makhluk sipit mau kau tempati minta maaf, kenapa nah justru dia belum  ", omel sahabatku, Dyfa pada kami. Ya, Dipi, itu singkatan dari namaku dan Uphy.

"Malu ka , dodol !", jawabku polos

"Ededeh  lamanya lagi tadi basa basi, nah salimi semua orang, bahkan sampe meko ϑΐ depannya itu, masa tidak jadi ko  ! Apa ji !", Dhylla, sahabatku yang lain, yang namanya memang sama dengan namaku, juga ikut memojokkanku dan Uphy

"Kalo tidak mau ko, sini saya yang panggil itu ardi kesini, baru minta maaf ko !", sembur Nisa dengan ide gilanya.

Aku dan Uphy saling tatap, sejurus kemudian Uphy kembali menarik lenganku, "iya2 pae ! Saya sendiri pa ! Ayo cempreng !". Aku hanya menurut mengikuti langkah kaki Uphy. 

"Ardi, maaf nah ! Soal yang tempo hari !", ucapku pelan, tepat disamping temanku yang ku katakan berselisih paham denganku itu.

Tak ada respon. Cowok sipit itu malah 'sok sibuk' dengan terus melanjutkan catatannya. Huh~ dasar menyebalkan !! Eeh, sabar dylah ! Sabar !

"Ardi, sorry ! Salah faham ki kemarin !", lanjut Uphy lagi

"Weh Ardi ! So' cuek tong disitu ! Maafkan I itu tawwa eh !", Iklil, yang duduk ϑΐ sebelahnya menepuk pundak cowok itu.

Si sipit, eh maksudku Ardi malah senyum-senyum tanpa arti -_- heh~ mungkin dalam benaknya , orang ini sudah bersorak penuh kemenangan, bangga, karena aku yang sudah bersikukuh dengan pendirianku sejak kemarin, tapi kini malah meminta maaf 

"Iya Iya ! Ku maaf kan meko !", ucap Ardi akhirnya. Daritadi kek ! Eh, ikhlas ko dylah !!  

"Jadi Damai meki toh ?", tanya Ardi lagi dengan senyum jailnya

"Iya damai ! Tapi jangan ko ganggu ki lagi ! Awas ko !", gertak Uphy

" Na tau nah maksud ta :3  ", dengus Ardi

"Yeeeh!", sorakku menoyor kepalanya

"Weh ibu ! Ibu !", ucap salah seorang temanku, dengan langkah seribu, kami berlari ke tempat masing2 dan berpura-pura menulis 
#anakpintar:D #jangandicontoh

Dalam waktu beberapa detik, benar saja, guruku mulai berjalan memasuki kelas.

"weh halaman berapa tadi nah?", ucapku menanyai Risma, temanku. Ya, tadi sebelum meninggalkan kelas, guruku memberi kami tugas untuk mencatat, tapi aku malah sibuk jalan2 maaf2an 

"Kalian ber-3 !", ucap guruku sambil menunjuk aku dan 2 orang yang duduk di sampingku, Nisa dan Ulfa.

"Mampus ! Mampus ! Periksa catatan mi orang !", kutukku dalam hati

"Ikut ki itu ke Parepare nah ! ", kata2 itu singkat Cepat dan sukses membuatku cengo ϑΐ tempat. Bukan karena guru ini ternyata tak membahas catatan, tapi karena kalimatnya barusan, 

"What ?", ku dengar ulfa dan Nisa bersamaan. Cukup shock sepertinya.

"Kenapa bisa bu?", tanya ku

"Bercanda jeki tadi bu ! Kenapa nah ϑΐ kasi ikut ki?", Ulfa

"Biar saja ! Memang lebih bagus kalo ada anak kelas IX ikut !", jelas guruku

"Sekarang pilih, bidang study apa yang mau kalian ikuti !", lanjut beliau lagi

"Saya biologi !", sambar Ulfa cepat. Argh! Padahal kan gampang tuh -,-

"Matematika moh pale saya deh !", ucapku menentukan pilihan, sebelum Nisa juga memilih mtk 

"Yaaah... Jadi saya fisika dong? Deeh!!", keluh Nisa

"Terima nasib ko beb !  ", ledekku

"Yasudah. Sekarang tulis biodata, dan nanti ke ruang guru yah, untuk ambil surat izin, karena bermalam ki , 3 malam !"

"Whaaaaaat?", shock ku hampir bersamaan dengan Ulfa dan Nisa . Nginap? 3 malam? Lama amat :3

"Iya ! Yasudah, masih banyak yang harus ibu urus, lanjut semua catatannya yah !", ucap guruku sambil melangkah keluar kelas lagi

~~o0o~~o0o~~

Well, hari ini akan jadi hari yang sibuk. Harus packing, kirim tugas TIK, mencuci, blablabalabal. hh~ mana lagi aku belum pernah belajar ! Hadeh 

Semua kesibukanku baru selesai setelah shalat maghrib, jadi mulai dari situ aku belajar. Apa bisa hanya dalam 1 malam? Aduuh! Kalo pelajaran2 kelas 7,8,9 mah aku ngerti, mungkin cuma butuh penghafalan ulang sedikit untuk rumus2nya. Tapi masalahnya, ada banyak soal dari olimpiade yang tidak ku mengerti. Jangankan cari jawaban, baru baca soalnya saja keningku sudah berkerut. Masalahnya pembahasan soal olimpiade yang ku download sangat membingungkan. Sumpah demi apa aku gak pernah pelajarin soal kayak begituan ϑΐ sekolah. Alhasil, bukannya makin pinter, aku malah makin pusing! Yasudah, ku putuskan untuk tidur saja, lagipula sudah cukup larut memang.

~~o0o~~o0o~~

"Cilaaaa !!!", hh~ panggilan itu lagi-_- nama khusus dari Alisa untukku, 'CILA' . Jelas2 namaku pakai 'D' ‘DILAH’ tapi dia menggantinya menjadi 'C' 

Ngomong2 soal Alisa, dia adalah sahabat, adik kelas, sekaligus tetanggaku. Dia itu anggota dari 'AL Family' , yah, terlihat jelas kan, ϑΐ bagian namanya juga ada kata 'AL' . Alisa itu punya kakak, namanya kak Alif. Sumpah demi apa, itu orang pinter banget ! Dulu kak Alif kakak kelasku ϑΐ SMPN 1 Duapitue. Dan memang, dia terkenal karena kecerdasannya. Seperti adiknya ini, Alisa, pintar, cerewet, dan kepo  itulah sifatnya. Alisa itu terkadang menyebalkan, dan bercandanya keterlaluan, tapi, aku gak akan mungkin pernah bisa marah lama2 ke anak yang satu ini, karena dia punya jurus rayuan andalan untuk meluluhkan hati orang  
#eaak

"Mau meko pergi ?", tanya ku menghampiri Alisa yang ada ϑΐ ruang tamu

"Sudah pi ta Ashar mu bilang ! Mau ja' liat, sebanyak apa bawaan mu !", jawabnya

"Banyak sekali !" , blsku menudingkan dagu ke arah barang2 Ɣg telah ku siapkan sejak tadi pagi

"Sama jeki ! Eh btw, kenapai rambutmu ?", tanya Alisa melihat ada Ɣg lain dariku. Ya, separuh mahkotaku telah dipangkas tadi, hh~ rambutku yang malang!!!

"Sudah I di potong gang ! ", jawabku lesu

“terus kenapa matamu bengkak?”, kepo Alisa sekali lagi

“Sudah ka nangis ! nda ikhlas ka sama rambutku, Lama nya mih lagi ku rawat biar panjang ngi, deh langsung dipotong kayak begini lagi !”

"Jangan ko curhat  !", sinis Alisa yang membuatku gemas sendiri. Erghh anak ini !!

"Deh kenapa mih tatapan mu ?! Takut ka ! Piss Cila sayang ._.v ! Mau ka pulang pale nah, babai !!", pamit Alisa dengan terus memperlihatkan jejeran giginya, sepertinya ia tahu kalau aku mulai marah 

Waktu terus berlalu, hingga akhirnya Adzan untuk Shalat Ashar pun terdengar. Itu artinya sebentar lagi kami akan berangkat.

Usai shalat Ashar, aku menuju ke rumah guru yang akan mengantarku, Bu Parmi. Rumah beliau adalah tempat yang memang telah kami sepakati untuk berkumpul disana. Motor yang mengantarku berdampingan dengan motor yang mengantar Alisa. Namanya juga tetangga, jadi kami pergi bersama 

Ternyata mobil yang akan kami tumpangi untuk ke SMAELI bukan hanya berisikan kami para siswa + Bu Parmi, eh tambah supir juga pastinya, tapi juga ada kak Sary dan kak Uchi . Kakak kelasku, Alumni SMPN 1 Duapitue yang bersekolah di SMAELI. Kami sempat bertanya-tanya sedikit tentang sekolah yang akan kami datangi itu, tahu tidak apa yang kami tanyakan pertama ?? 'Kantinnya di bagian mana kak?' , ahahahhah..ketahuan yang tukang jajan 

~~o0o~~o0o~~

Hampir pukul 18.00 kami sampai di tempat tujuan. SMAN 5 Parepare. Sewaktu memasuki pekarangannya, Ulfa sudah terdengar berulang ulang mengucap kata 'wow' , sedangkan Hajir, kalimat yang ia ucapkan adalah , "mabo' ka sedding " 
#maklumiyangsatuitu

Sudahlah Tidak usah bahas komentar mereka...! 

aku memperhatikan sekeliling. Melihat setiap mobil-mobil yang membawa para peserta dari berbagai sekolah memasuki pekarangan. Itukah lawan2 kami? Oh Tuhan, tanpa persiapan begini, apa bisa? Aku jadi minder sendiri baru melihat mereka !

“Woee Cila !”, sentak Alisa

“Ah?”, responku

“Janganko menghayal -_- neh, anumu !”, ucap Alisa menyodorkan sesuatu yang memiliki semacam tali penggantung

“ID Card?”, tanyaku sambil membaca tulisan yang berada di bagian paling atas benda tersebut

“Sudah tau nanya :3 hadeeeh-_- “, gemas Nisa, aku hanya bisa nyengir kuda. Yah sorry ._.v

“Ayo mi ke Asrama !”, pandu guruku. Nisa, Ulfa dan Alisa langsung  menarik koper mereka masing2

“Eh tunggu ka!”, ucapku mulai mengangkat tasku. Yah, hanya aku yang tidak memakai koper, terlalu besar menurutku.

Kami mulai berjalan menuju asrama. Letaknya di bagian atas, jadi banyak tangga yang kami lalui. 3 manusia itu sangat kerepotan mengangkat koper mereka, berat pastinya ! ahahah ada untungnya juga aku tidak pakai begituan.

Aspuri 1. Saat ingin menyimpan sandal kami di rak penyimpanan sandal, aku mendapat masalah. ID Card yang ku pegang tadi kini terlilit dengan tangan dan tali tasku. Ah kutukan !

Ya, selain punya banyak prinsip, aku juga orang yang selalu menganggap setiap kesialan itu sebagai kutukan, dan setiap keberuntungan adalah akhir dari kutukan itu. Intinya, aku memang suka menyiksa diriku sendiri dengan kutukan dan prinsip konyol -_-.

Kamar 208. Itulah kamar yang akan kami tempati. Seperti di tempat sandal tadi, sekarang ada lagi masalah, pintu kamar itu malah tidak bisa terbuka -_- . oke, anggap itu kutukan yang ke-2. Mumpung orang2 sedang berusaha membuka pintu itu, aku malah sibuk berusaha melepaskan ID Card dan tali pegangan tas yang melilitku -_- . rempong :3.

Belum sempat terlepas, pintu itu sudah terbuka. Oke, mungkin lebih baiik jika melepasnya di dalam.

Ibu Parmi, Ulfa, Nisa dan Alisa kini di balkon, melihat-lihat.

“Saya nanti di bawa !”, kudengar Ulfa bersuara

“Saya juga !”, sambar Nisa

“Saya pale di atas ! dih Cila ?”, Tanya Alisa sambil melangkah masuk dan duduk disampngku. Aku hanya mengangguk kecil, masih sibuk dengan urusan tali temali itu -_- .

Tiba-tiba terdengar suara dari radio masjid terdekat, pertanda waktu maghrib segera masuk. Guruku mengajak kami untuk ke Masjid. Dengan buru-buru aku berdiri, dan BUG!!

“Aww!!” , ah…kutukan yang ke-3, kepalaku terbentur di bagian atas tempat tidur ini -_-

Bukan sampai disitu saja, bahkan di masjid aku masih sempat sial. Saat selesai shalat dan kami ingin keluar dari masjid, jempol kakiku malah terbentur di bagian penghalang pintu masjid yang ternyata cukup tinggi :3 . itu kutukan yang ke-4.

##flashback off##

Dan sekarang, kutukan yang ke-6, ID Card ku malah rusak. Penjepitnya tidak dapat digunakan lagi. Gara2 di dudukin entah oleh siapa, karena tadi, ke-3 manusia ini berkumpul duduk di tempat tidurku, di tingkat atas -_-.

Oh iyah, bingung yah kenapa langsung kutukan ke-6? Tadi aku lupa nulis, kutukan ke-5 itu waktu kepalaku kejedot lagi di pintu depan asrama :3 .

Pukul 22.00
Guru kami telah datang usai technical meeting di lab bahasa.

“Kalian ikut cerdas cermat yah !”, lagi dan lagi, selalu saja kalimat dari guruku tersayang ini membuatku cengo

“Siapa bu?”, Tanya Nisa

“Yang anak kls 9 ! kalian ber-3 !”, jelas Bu Parmi menunjuk aku, Ulfa dan Nisa. Aku yang sejak tadi sibuk dengan penjepit ID Card ini langsung turun ke bawah dan duduk di dekat Bu Parmi, begitupun teman2ku yang lainnya.

“Bah! Kenapa sede nah mendadak kodong bu?”, ucapku memelas, cukup frustasi

“Salah faham ki kemarin, itu pale maksudnya 1 team, ada semua mih, MIPA, Komputer sama Cerdas cermat. Nah dikirai kita, 1 team Cuma MIPA saja! Jadi daripada nganggur ki semua kalo pasnya orang cerdas cermat, lebih baik ikut saja ! Dendy tadi yang suruh ibu daftar ki !”, jelas guruku panjang kali lebar kali tinggi

“Siapa itu Dendy bu?”, Tanya Ulfa

“Dendy itu, panitia, tapi alumni sekolah ta, dia ji yang terus2 undang ki jadi akhirnya bisa ki kesini !”

“Oh… yayaya cukup berjasa !”, ucapku dengan nada malas, masih frustasi

“Yang mana lagi itu dibilang kak Dendy?”, Ulfa mencoba mengingat-ingat

“Itu e yang angkatannya kak Devi !”, bls Nisa

“Iya! Sudah ji kemarin nah bahas Uphy, pasnya diliat namanya di situ kertas e, na Tanya ka’sah Uphy, bilang masih mu ingat gah ini orang eh? Tapi geleng2 ja’ ! kah tidak ku tau, antara tidak ingat atau tidak kenal :3 “, jelasku

“Masa tidak kenal ! kakak kelas mu tueeh! Kalo saya, baru tidak kenal, kah tidak kudapat mih pasti !”, Alisa akhirnya bersuara

“Yayayaya, sudah pale ku liat, tapi ku lupai mih, dan cocokmi tidak kenal juga ! coba kau tanyakan namaku ke dia, tidak nah tau tuh :p !”, blsku tak mau kalah

“Iya2 menang mekoo -_- !”, dengus Alisa malas, aku tersenyum puas. Ahahahah.

“Oh..yang anak pramuka? Pas angkatannya kaka Sary toh ?”, Ulfa , sepertinya mulai mengingat

“Anak pramuka ko gah pele dulu?”, Tanya Bu Parmi pada Ulfa

“Iya Bu. Tapi berhenti ka , karena sempat hancur nilaiku, dan mungkin penyebabnya ekskul !”

“Oh iya, jam berapa besok Cerdas cermat ?”, Tanya Ulfa lagi

“Abis Dzuhur kalo nda salah !”, jawab Nisa

“Apa2 materinya ?”, tanyaku

“Sejarah, wawasan nusantara, wawasan dunia”, jawab Bu Parmi, aku manggut2.

“Eh buka internet , cari !”, ucap Ulfa antusias

“Hp masing2 ! :p”, ucapku kembali naik ke alamku, eh maksdunya tempat tidurku

~~o0o~~o0o~~

Aaargh…! Panas ! aku juga tidak dapat bernafas ! hh~ kucoba membuka mata, kamar ini masih gelap, sama seperti saat sebelum aku tidur tadi. Segera ku raih handphoneku lalu mengaktifkannya. Tertera di layar 01.13. whaaat? Baru jam segini ? lalu kenapa aku malah bangun?

Hh~ udara mana sih?! Kenapa hidungku malah mampet disaat seperti ini ! hey ayolah, aku butuh tidur ! besok banyak kegiatan ! jangan sampai aku kelelahan karena kurang tidur!.

Ku coba berbalik, mencari posisi yang nyaman, tetap saja, insomnia telah menyerangku. Ditambah lagi hidungku tersumbat. Aggap ini kutukan yang ke-7 -_- .

Kembali ku tatap layar handphoneku, membuka browser, dan mulai mengetik sesuatu untuk dicari di google. Daripada aku hanya melamun, lebih baik belajar saja.

Terdengar suara air mengalir. Hoaamzz… aku menggeliat di tempat tidurku. Mataku terasa berat. Sudah pagi kah?

Saat mataku terbuka sempurna, ruangan ini sudah terang benderang. Aku menengok ke bawah, terlihat Alisa sedang memilah beberapa lembar pakaian di kopernya. Seperti biasa, aku langsung meraih handphoneku, 03.40 . astaga ! aku baru tidur berapa jam? -_-

“Sudah meko mandi?”, tanyaku pada Alisa, ia menengadah sambil menatapku, “Sudah dong !”, ucapnya tersenyum. Ya, kata kak Sary kemarin, kita harus mandi sebelum jam 5, karena setelah jam 5, air akan mati -_-.

Aku mulai turun dari tempat tidur, dan ku lihat Bu Parmi sedang membaca Al-Qur’an.

“Tahajjud yuk !”, ajakku pada Alisa dan Nisa, mereka mengangguk pertanda setuju.

Usai berwudhu. Ulfa juga telah bangun. Karena melihat kami ingin shalat, ia juga segera berwudhu. Lalu kami shalat Tahajjud. Usai shalat, barulah aku dan Ulfa mandi, bergantian pastinya. kemudian belajar sedikit sebelum ke masjid untuk shalat subuh berjamaah.

~~o0o~~o0o~~

Pagi yang cerah. Dan kami sepertinya kelewat rajin kali ini. Bagaimana tidak? Para peserta lainnya masih sibuk di asrama, sedangkan kami sudah ada di depan, melihat aktivitas Smaeli di pagi hari.

Keren, yah kata itu yang dapat menggambarkan semua yang ditangkap oleh indera ku disini. Sekolah ini sangat luas, tapi siswanya sedikit, dan tentunya semuanya berkualitas.

Pada saat membentuk barisan untuk upacara, mereka tertib sekali. Tidak berisik. Aku jadi ingat, saat guru2 mengatakan “Mana barisannya IX.A ??”, lewat pengeras suara dengan kesal. Karena kami selalu saja lelet. Eh, bukan hanya kami, kelas yang lain juga ! intinya, kami tidak bisa tertib:D

Diam-diam aku membayangkan jika aku ada diantara barisan itu, memakai seragam dan almamater khas Smaeli. Aaaaargh!! Pasti keren!

~~o0o~~o0o~~

Teeet….!

Haaaaah!! Aku gemetaran sendiri mendengar bell itu dari ruangan sana. Apa kami bisa ? apa yang harus kami jawab? Kami belum belajar ! hh~ tapi semangat!!! Kita pasti bisa ! kan kita sudah usaha, walaupun dengan waktu singkat itu.

Kami menunggu di sisi sekolah yang lain, karena area ruangan CCU hanya boleh didekati oleh para panitia. Dari sini aku melihat beberapa orang lalu lalang, dan mataku mendapati wajah yang familiar!!

“Ibu, itu gah yang dibilang kak Dendy?”, Tanya Anisa, pertanyaan yang sma muncul dikepalaku. Ku lihat bu parmi mengangguk, dan kak Dendy mendekat ke arahnya,
Sedikit berbasa-basi dengan guru kami, yang juga gurunya, kan tidak ada yg namanya mantan guru?. Lalu ia menanyakan hal yang membuat kami serempak menunjuk kea rah Alisa. Ya, kak Dendy tadi bertanya, “Adeknya Alif yang mana?” heheh

Dan sekarang waktunya! Putaran ke-3. Pasrah, hanya itu yang bisa ku lakukan. Ohiyah, berdo’a , itu juga !

Menit demi menit berlalu, dan hasilnya, kami menang ! yeay ! tau tidak, saat melihat score akhir kami tadi, tanpa sengaja aku langsung melontarkan kalimat “KOK BISA?” dengan raut wajah heran se’heran-herannya. Sontak seluruh kakak panitia disana tertawa, akh konyol sekali aku ini! Eh tapi biarlahh, kan bagus tuh menghibur :D

Sekarang waktunya kembali ke asrama, dan setelah Ashar, penyisihan MIPA akan dilaksanakan.

Saat masih di asrama, guruku menceritakan kepada kami tentang lawan kami di semifinal CCU besok. Sebut saja SMP (nanananana). Katanya, tadi pembimbing dari SMP (nanananana) sempat meminta pada guruku, agar kami saling atur saja. Maksudnya, kami harus mengalah, agar mereka yang maju ke final, dan bisa membawa nama Sidrap sebagai juara pertama. Hei apa maksudnya? Merendahkan kami? Hahaha, wah terima kasih, tapi guru kami tidak tertarik. Kami juga mau berjuang dong! Walaupun kami tau, sebenarnya kami memang tak ada apa-apanya, tapi, karena permintaan itu, aku malah makin percaya diri. Bukankah orang yang seperti itu adalah orang yang ketakutan kalah? Iyakan? Hahaha.

Mataku mulai sering berair, aku juga sedikit mual. Aduh ! kutukan ! aku mengantuk ! kepalaku pusing ! padahal nanti aku harus lomba matematika. Apa aku bisa? Mudah2an ! CCU saja yang tanpa persiapan bisa ! eh tapi wait ! emang matematika juga ada persiapan? Heheheh..gak ada sih :3

~~o0o~~o0o~~

Usai makan malam, kami mendengar pengumuman dari pengeras suara yang mengatakan bahwa, hasil MIPA tadi sore sudah dapat dilihat di papan pengumuman. Cepat-cepat semua peserta menuju ke sana, termasuk kami.

Karena kami tidak bisa menembus kerumunan, jadi kami putuskan untuk menunggu agar kerumunan itu semakin sedikit, tapi tiba-tiba Dadi menghampiri kami, dan memberitahu kami bahwa tak ada satupun dari sekolah kita yang namanya tercantum.

Hahahah, lucu sih. Lagipula kalaupun ada, pasti itu yang namanya keajaiban dunia, kan aku memang tak sempat belajar banyak. Tapi sebenarnya, aku juga merasa tidak enak , pada guruku. Karena kami telah membuat kecewa.

~~o0o~~o0o~~

Di hari ke-2, Kegiatan bertambah, senam. Usai shalat subuh, kami langsung ke lapangan dan ikut senam. Senamnya bikin pusing :3,maju, mundur, putar kanan, putar kiri, balik badan, hh~ pusing-_-. Eh tapi seru juga sih, plus lucu.

Usai senam, kami kembali lagi ke asrama. Kami mulai belajar untuk semi final CCU nanti, karena hanya itu harapan kami, heheh.

Pertandingan hari ini lebih seru dari kemarin. Karena kalau kemarin kami hanya mengandalkan keberuntungan, hari ini kami sudah lumayan tahu beberapa hal, karena sempat belajar. Apalagi hari ini lawan kami adalah saudara kami, sama-sama dari Sidrap. Hingga pertanyaan akhir, score kami imbang, 600-600. Untuk itu, kami diberi pertanyaan tambahan. Pertanyaan pertama berlalu begitu saja karena tidak ada yang tahu :D, dan tiba di pertanyaan ke-2, yang pertanyaannya ‘Tari padduppa berasal dari daerah?’ , aku segera menjawab Sulawesi Selatan. Tapi tim kami malah di minus. Otomatis kami yang kalah. Satu-satunya yang bisa keluar dari mulutku saat kami di beri minus tadi adalah, ‘hah?’

Katanya, tari padduppa itu dari Gorontalo. Tapi kok dibawakan di Sulsel? Atau, memang tari itu berasal dari Gorontalo, hanya saja popular di sini, Sulsel. Entahlah. Sumpah demi apapun, aku penasaran. Saat sampai di asrama, aku langsung googling lewat handphoneku. Dan hasilnya, tari padduppa itu dari Sulsel.

“Jadi bagaimana mi, Bu?”, Anisa kebingungan.

“Sepertinya kita yang menang deh!”, tambah Ulfa

“Tunggu, tari padduppa betulan ji kah tadi nah sebut kakak?”, ucapku

“Iya kasihan! Jelas sekali! Tari padduppa !”, bls Ulfa

“Tunggu dulu, ibu coba bicara sama panitia”, ucap Bu Parmi beranjak ingin keluar asrama. “Kalian juga, menyusul nanti nah!”

“Iye, Bu !”, bls kami hampir bersamaan. Bu Parmi pun segera pergi, sementara kami memakai hijab kami kembali, agar bisa menyusul guru kami.

Dan malah masalah ini jadi heboh dan sangat merepotkan. Kakak-kakak panitia jadi sibuk seketika, semuanya karena kami. Bahkan ada kakak panitia yang menangis, semuanya karena kami. Hh~ kami jadi merasa bersalah. Andai tadi kami tidak penasaran dan komplein. Maaf~

Sudah cukup lama kami di depan ruang secretariat ini, menyaksikan dan mendengar semuanya. Aku jadi tidak tau harus berbuat apa. Andai aku bisa mengatakan bahwa sebenarnya tidak apa, kami tidak apa-apa, masalahnya sampai disini saja. Tapi, hh~ entahlah, aku bingung.

Saat kami ingin kembali ke asrama, karena kami ingin ke masjid untuk shalat dzuhur, kakak-kakak panitia memberitahu kami bahwa kami masuk final, tetapi SMP (nanananana) juga. Yasudahlah, kalau memang itu yang terbaik.

~~o0o~~o0o~~

Sore ini adalah games. Di games ini, kami di kelompokkan bukan berdasarkan sekolah, tapi acak. Tujuannya agar kami dapat saling mengenal dengan peserta dari sekolah lain. Bagaimana denganku? Aku itu pemalu untuk orang baru, walaupun sebenarnya kalau sudah kenal, aku itu heboh :D. Tapi, apa boleh buat? Berani sajalah. Kan lumayan, ‘koleksi’ teman makin banyak.

Malamnya adalah Smaeli Show. Malam pertunjukan, di malam terakhir. Mulai dari sinilahh, aku jadi tertarik untuk bersekolah disini. Tapi, aku hanya bisa berharap sih, karena sudah fix, aku harus SMA di Makassar. Kembali ke asalku :3. Ya, sebenarnya aku baru 3 tahun ini tinggal di Sidrap, itupun hanya di rumah nenek. Sekedar untuk cari pengalaman. Kan lumayan tuh, punya banyak teman di beberapa daerah, dalam artian, bukan hanya di Makassar saja. Tapi sebenarnya keren kalau aku bisa SMA disini. Agar suatu saat, orang-orang bisa melihat riwayat perjalanan pendidikanku, SD di Makassar, SMP di Sidrap, dan SMA di Pare-Pare. Aaah…! Aku sangat ingin! Hanya ingin -_-. Tapi tidak bisa.

~~o0o~~o0o~~

Dan tibalah di hari ke-3, hari final, hari yang paling mendebarkan. Tapi masalahnya, kepalaku pusing lagi, seperti di hari pertama, semalam juga tidurku hanya sedikit saja, apalagi tadi bangunnya setengah 4. Selama disini, malam ke-2 lah yang paling nyenyak. Aku ingat, kemarin malam kami tidur stengah 10 dan itupun bangunnya telat, setengah 5. Jadi, kemarin aku tidak kenapa-kenapa.

Sebenarnya, selain sakit kepala, aku juga gugup. Hh~ takut. Kenapa kami masuk final? Tiba-tiba pertanyaan itu yang timbul di kepalaku :3.

Menit demi menit terus berlalu. Dan hasilnya, kami mendapat juara 3. Cukup bangga, tapi jika mengingat ejadian kemarin, justru kami merasa bersalah. Kami jadi tidak enak, dengan semua orang.

Dan saat tiba waktunya penerimaan hadiah di acara penutupan, aku, Nisa dan Ulfa malah bertengkar gara-gara tak ada yang ingin maju mengambil hadiahnya. Mungkin ini lucu, biasanya, justru orang-orang akan berebut untuk menerima piala, tapi kami justru berebut untuk tidak mengambilnya.

Bukannya apa-apa. Aku sangat merasa tidak enak. Jika mengingat bagaimana kemarin orang-orang kebingungan kenapa yang masuk final jadi 4?. Rasanya, kami tidak pantas. Tidak pantas berada di final dan tidak pantas menerima piala.

Tapi akhirnya aku mengalah, okey, aku yang akan maju ke panggung sana, menerima piala itu. Masalahnya, kata Alisa aku yang paling tua diantara mereka, jadi aku harus mengalah -_-. Padahal umur Nisa dan Ulfa itu hanya beda sedikit denganku. Hanya berbeda bulan. Nasib jadi yang tertua -_-.

Penutupan pun selesai. Sekarang waktunya pulang. Kami sempat menertawai Ulfa saat ia mengatakan bahwa ia tidak ingin pulang. Hahahaha, padahal sama sih, saya juga :3. Rencananya, kami ingin meminta maaf ke kakak-kakak panitia sebelum pulang, tapi gara-gara mobilnya keburu dateng, jadi gak jadi deh. Terpaksa kami harus pulang.

Di mobil, anak-anak yang biasanya bawel dan heboh ini, malah diam tanpa kata. Aneh. Tapi aku tau sebabnya, pasti sama seperti Ulfa, mereka belum ingin pulang :D. karena semuanya diam, aku juga diam, dan mulai mem-flashback kejadian selama 3 hari ini. Indah. seru, menyenangkan, menegangkan, lucu, sedih, semuanya jadi satu. Dan tiba-tiba ku dengar Ulfa menirukan suara bell Smaeli yang selalu kami dengar di pagi hari.

‘Senang rasanya kita bisa berjumpa lagi hari ini’ . sekarang bell itu berubah, menjadi ‘sedih rasanya perpisahan kita hari ini’.

Kami pun menangis. Kami pasti akan sangat merindukan suasana Smaeli. Apalagi dengan semua kakak-kakak panitia. Kami belum meminta maaf. Kami merasa bersalah, apalagi karena piala yang saat ini ada di tanganku. Penghargaan ini, apa pantas?

Dan sampai berulang kali aku menanyakan pertanyaan itu pada diriku sendiri, tetap saja jawabannya tidak. Andai semuanya dapat diulang. Tapi ini semua adalah takdir, berawal dari ke-isengan kami yang meminta untuk ikut padahal tidak pernah belajar, tapi semuanya ada hikmah-nya. Kami jadi tahu, betapa kerennya SMAN 5 Unggulan Pare-pare, kami jadi tahu bagaimana rasanya kehidupan di asrama, jadi tahu kebiasaan masing-masing, jadi tahu bagaimana asyiknya satu rasa, dan banyak lagi yang kami dapatkan, walau hanya dalam waktu 3 hari.

Dan yang paling penting, kami bisa mengenal kakak-kakak yag hebat, yang bisa membuat acara bergengsi seperti SEK-SOS.COM ini. Ku harap, suatu saat aku bisa seperti mereka.

~~o0o~~The End~~o0o~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar