Rabu, 01 Januari 2014

Cerpen Super 7 Cinta Untukmu By : Nur Fadilah Syawal



Title : Cinta Untukmu
Author : Nur Fadilah Syawal
Theme : Love
Genre : Let’s check !
Cast :
~(nama kamu)
~BD
~Anggi
~Muna
~Other cast

          “Aduh please deh, (nama kamu), udah berapa liter air mata lo hari ini ? banjir nih Jakarta lama-lama gara-gara lo nangis mulu !”, canda Muna menghibur saudara sepupunya ini.

          (nama kamu) tetap tak bergeming. Masih terdiam, menatap lurus ke depan, dan selalu ada air mata yang berjatuhan.

          “Ayolah Princess galau… udahan dong ! satnite nih, pamali galau di satnite yang cerah ini !”, Muna sepertinya kehabisan kata2, atau memang ia memiliki koleksi kata2 ngaco yang sedemikian rupa ._.

          “Oke fine, gue nyerah -_- !”, ucap Muna melangkah keluar dari kamar (nama kamu).

Ayah (nama kamu) dan Ayah Muna adalah saudara kandung. Ayah (Nama kamu) lebih tua 2 tahun dibandingkan ayah Muna. Mereka berdua sama-sama sibuk dan sering berada di luar negri. Dan pastinya istri mereka juga mengikut. Tapi (nama kamu) dan Muna selalu bersikeras untuk bersekolah di Indonesia. Karena itulah, (Nama kamu) dan Muna tinggal berdua bersama 2 orang pembantu dan seorang satpam di rumahnya yang cukup besar. Setiap sebulan sekali, orang tua mereka akan datang menengok. Terkadang juga lebih dari sekali jika tidak terlalu sibuk.

          “Eh, gue mau keluar yah ! Lo mau pesen sesuatu gak ?”, Tanya Muna kembali membuka kamar (nama kamu).

          “Kemana?”, akhirnya kini (Nama kamu) bersuara

          “Kemana ajah, asal bukan disini, bosen gue liat ada princess galau disini -_- “, Muna

          “Gue ikut !”, (Nama kamu) segera berdiri dan beranjak menuju lemari pakaiannya.

          “Okey ! kita siap2 selama 15 menit ! Ketemu di bawah yah !”, seru Muna kemudian menutup pintu kamar (nama kamu) dan berlari kecil menuju kamarnya.

          15 menit kemudian mereka berdua telah rapi dengan style masing2. Muna dengan gaun selututnya, dan (nama kamu) dengan kaos dan celana jeansnya, simple.

          “Tumben tampilan lo gitu ?”, heran Muna

          “Kita palingan Cuma ke mall, makan, dan belanja2 doang kan? Ngapain pake rempong ?”, (nama kamu)

          “Nyindir gue lo -,- . lo juga biasanya gitu, bahkan kalo mau jalan sama si Bid *ucapan Muna terputus karena ia sadar bahwa menyebut nama itu hanya akan memperburuk keadaan.

          “Kenapa gak diterusin ? lo mau bilang BD kan?”, (nama kamu)

          “Udahlah gak usah dibahas ! cowok playboy gak guna kayak dia mah gak usah diungkit lagi ! mending kita have fun di satnite yang cerah ini !”, Muna menepuk pelan pipi (Nama kamu)

          “Daritadi bahasa lo satnite yang cerah, satnite yang cerah -_- gak ada bintang gitu, dibilang cerah -_- !”, (nama kamu)

          “Gak ada bintang kan artinya bakal hujan, nah hujan itu merupakan satnite yang cerah bagi para jomblo kayak kita ! yeee kan ?”, Muna menaik-naikkan alisnya

          “Bisa ajah lo !”, (nama kamu) tertawa kecil

~~o0o~~o0o~~

          “Ya ampun nih anak…! (nama kamu) bangun !!”, teriak Muna membangunkan (nama kamu) yang masih sibuk dengan alam mimpinya.

          “Sejam lagi, Mun !”, respon (nama kamu) dengan mata masih tertutup dan suara lesu

          “Astaga nih anak, sadar, udah jam 7 kurang 10 menit !”, ujar Muna yang membuat (nama kamu) bangkit seketika. Melirik jendela yang benar diluarnya sinar matahari sudah sangat terang. Gadis ini segera berlari menuju kamar mandi.

          “Gue tunggu 5 menit kalo lo belum siap gue tinggal -,- !”, seru Muna sambil menutup pintu kamar (nama kamu).

          15 menit kemudian (nama kamu) menuruni anak tangga dengan wujud yang masih sangat berantakan. Rambutnya belum disisir, sepatunya baru terpasang sebelah itupun belum diikat, dan ditangannya tertumpuk buku-buku yang belum sempat ia masukkan ketasnya.

          “Gue bilang kan 5 menit ! kita udah telat nih, bel masuk udah dari 5 menit yang lalu !”, omel Muna sambil melangkah menuju mobilnya. (nama kamu) hanya terdiam sambil mengikat tali sepatunya dan segera berlari mengikuti langkah Muna.

          10 menit kemudian mereka telah sampai disekolah. Muna dan (Nama kamu) berlari tergopoh-gopoh menuju kelas mereka. Terlihat dari koridor di depan kelas IX.A, anak-anak masih tampak ramai dan berisik, (nama kamu) dan Muna menghembuskan nafas lega dan berjalan santai memasuki kelas dan duduk di bangku pertama.

          “Tumben telat ?”, ujar Bryant yang duduk di bangku kedua

          “Si princess kesiangan !”, bls Muna menunjuk (Nama kamu) dengan dagunya

          “Princess? (Nama kamu) princess apaan?”, ledek Bryant

          “Princess galau lah !”, ledek Karel yang duduk di samping Bryant.

          (Nama kamu) segera balik badan menghadap Karel dan memberikan tatapan membunuh.

          “Ampuuun!”, Karel menaikkan jari tengah dan jari telunjuknya sambil nyengir kuda.

          (Nama kamu) kembali menoleh ke depan dan tak sengaja mendapati BD dan seorang cewek yang (nama kamu) ketahui namanya sebagai Anggi sedang berpegangan tangan sambil ngobrol di depan kelas.

          “Norak banget sih ! emang masih jaman yah pacaran di sekolah -_- “, cibir Muna. (nama kamu) hanya terdiam dan menempelkan kepalanya ke meja. Wajahnya ia biarkan bersembunyi dibalik lipatan tangannya.

          “Ngiri ajah lo, Mun !”, ledek Bryant yang membuat Muna berhasil mendaratkan pulpennya di kepala Bryant.

          “Wissh~ lu berdua saudaraan sama2 sadis yah -_- !”, Bryant

          Bd dan Anggi memasuki kelas dan duduk di bangku pertama, namun barisan kedua (disebelah bangku Muna dn NK).

          “Gimana say, keren kan kemeja pilihan aku?”, ucap Anggi manja bergelayut di lengan BD.

           “Woe, jangan berisik !”, sinis Muna

          “Masalah buat lo ?”, respon Anggi dengan tampang yang sok disangar-sangarkan, padahal gak bisa -,-

          Muna memutar bola mata, “Gurunya kemana sih? Emang jam pertama apa ?”, Muna berbalik menanyai Bryant dan Karel

          Bryant tak langsung menjawab, ia menyerahkan sebatang pulpen pada Muna, “Nih pulpen lo, thanxs udah bikin kepala gue nyaris benjol!”, ucap Bryant, Muna melongo sambil menerima pulpen itu.

          “Oiyah, jam pertama hari ini matematika, Mrs.Hanna gak bisa masuk gara2 mertuanya meninggal. Jadi hari ini jam pertama kosong !”, jelas Karel.

          Muna hanya ngangguk-ngangguk pertanda mengerti.

~~o0o~~o0o~~

          (Nama kamu) masih mematung, dengan menongkatkan dagunya pada tangan kanannya. Ajakan Muna untuk makan siang ia tak hiraukan, walaupun sebanarnya perutnya sudah demo sejak tadi minta makan ._. .

          Kembali bulir-bulir bening itu mengaliri pipinya. Di tangan kirinya terdapat sebuah bingkai dengan foto dirinya dan seseorang. Seorang yang dulu dicinta, yang dulu selalu ada, yang dulu tak pernah membiarkannya menangis seperti ini.

          3 hari yang lalu, (Nama kamu) memergoki pacarnya atau lebih tepatnya mantannya yang bernama BD itu sedang bermesraan dengan seorang yang (Nama kamu) kenal. Ya, Anggi, seorang sahabat yang dulunya selalu melewati hari bersama (Nama kamu) dan Muna, yang dulu selalu melontarkan kata “CIE” untuk (nama kamu) dan BD, siapa menyangka, ternyata ia juga memiliki rasa terhadap pacar eh maksud saya mantan (nama kamu) tersebut.

          Dengan teganya Anggi merebut BD perlahan, bahkan menawarkan diri untuk jadi yang kedua, sebagai selingkuhan. Menjijikkan memang. Pacar selingkuh sama sahabat? Sungguh kejutan yang sangat menyakitkan.

          Hari itu (Nama kamu) meminta penjelasan dari BD, namun BD tak bergeming. Ia tdak mau menjelaskan apapun. Justru Anggi yang membeberkan semuanya

          “Gue pacarnya BD ! Mau apa lo?”, ujar Anggi dgn tatapan menantang

          Mata (Nama kamu) membulat sempurna, “Apa lo bilang ? gue yang pacarnya BD !”, seru (Nama kamu) tak kalah kerasnya

          “Hih, calon mantan pacar lo ! Sayang, kamu kan udah janji, kalo cewek ini udah tau, kamu akan mutusin dia, iya kan?”, ucap Anggi manja sambil menggelayuti lengan BD.

          “Jadi selama ini lo selingkuh sama dia, Bid ? wow, hebat banget lo berdua ?! sahabat macam apa lo, Nggi ?”, (Nama kamu) menunjuk Anggi

          BD segera menepis tangan (nama kamu) kasar. “Dia emang pacar gue ! dan mulai sekarang gue mau kita putus !”, ujar BD yang berhasil membuat (nama kamu) melongo.

          “Putus kamu bilang ? salah aku apa, Bid ?”, ucap gadis ini kini berlinang air mata

          “Salah lo? Salah lo, lo tuh gak pernah mau pacaran dengan wajar sama gue ! di sekolah, saling tatap ajah kita gak pernah ! kita Cuma pacaran lewat hp dan dunia maya, bosen gue (nama kamu) ! apa bedanya dong kalo gue punya pacar sma gue jomblo, kalo gue gak bisa pamerin pacar gue ke temen2 gue ?! lo tuh pemalu, pake gak mau di tau guru lah, males gue sama lo !”, sembur BD dengan kata2 yang sangatlah indah ._.

          “Jadi tipe lo cewek murahan kayak dia ? oke fine ! kalian berdua tuh gak ada bedanya, CEPU !”, sorry saya juga kelepasan saking emosinya nulis ini ._.

          “Kalo gue ada disitu, udah gue siram tuh si Anggi pake minuman yang ada disitu !”, ucap Muna yang tiba2 ada disamping (nama kamu) (?) .

          “Ngapain sih lo pake ngeliatin ini segala ?”, ucap Muna merampas bingkai yang digenggam (nama kamu).

          “Gue sayang dia, Mun !”, lirih (nama kamu)

          “Buat apa , (nama kamu) ? percuma lo sayang ke dia?!! Dia gak perduli lagi sama lo ! dia itu udah di butain sama si Anggi itu ! lo gak usah lagi deh mikirin mereka !”, Muna

          “Tapi gue masih hikss… tetep sayang sama BD, Mun ! hikkss.. bahkan sama Anggi juga !”, ujar (nama kamu) dengan air mata yang semakin deras.

          Muna segera memeluk sepupunya itu, “Lo emang baik, (nama kamu) ! gak pantes lo sama si BD ! please lupain dia ! lu harus move on !”, Muna juga terdengar terisak.

          Hari demi hari berlalu. Perlahan (Nama kamu) mencoba mengikuti kata2 Muna, Move on, oke, itu yang harus dilakukan. Tidak perduli seberapa sering ia melihat BD bersama Anggi, (Nama kamu) tdak perlu peduli ! yang perlu ia fikirkan adalah bulan depan mereka akan mengikuti ujian nasional. Ujian akhir di SMP, dan kemudian ia akan menjadi anak SMA.

          ~~o0o~~o0o~~

          Hari pengumuman kelulusan pun tiba. (Nama kamu) dan seluruh teman2nya lulus dengan nilai yang cukup memuaskan, yah walupun ada beberapa yang cukup rendah, tapi itu belum dibawah satndar kelulusan.

          Di hari bahagia itu, seluruh siswa merayakannya. Ada yang menangis haru, ada yang melampiaskan kesenangan dengan saling mencorat coret baju, bernyanyi-nyanyi dan sebagainya.

          “Mau tanda tangan di baju gue ?”, ucap seorang gadis menyodorkan spidol pada seseorang yang sejak tadi hanya menyendiri, ya dia Anggi. Nilainya berada diurutan terbawah. Sepertinya ia malu akan hal itu. Lalu siapa yang menyodorkan spidol ? ia adalah (nama kamu).

          Tidak menyangka?

          Anggi meraih spidol itu dan menandatangani bagian belakang baju (nama kamu).

          “Thanxs !”, ujar gadis ini tersenyum puas, lalu beranjak pergi.

~~o0o~~o0o~~

          Beberapa bulan setelah pesta kelulusan itu, tak ada lagi kabar dari Anggi ataupun BD. Itu karena mereka bersekolah di sekolah swasta karna nilai mereka yang rendah. Tidak seperti teman2nya yang lain yang lulus di SMA Negeri dan dapat terus bersama walaupun tidak sekelas.

          Bel rumah Muna dan (Nama kamu) terdengar, “Iya tunggu !”, ucap Muna berlari membuka pintu. Betapa terkejutnya Muna mendapati yang datang adalah BD??

          “Ngapain lagi lo kesini ?”, jutek Muna tak mempersilahkan BD masuk

          “Gue pengen ketemu sama (nama kamu) !”, bls BD menunduk, mungkin takut dengan Muna yang terkenal galak in ._.

          “Ngapain lo nyari dia ?”, Muna

          “Gue pengen minta maaf, Mun ! tolong izinin gue ketemu sama dia !”, pinta BD

          “Kenapa? Anggi lo itu udah punya pacar baru ? trus lo ditelantarin, ditinggalin gitu ajah ?”, Muna

          BD akhirnya memberanikan diri menoleh kea rah Muna, “Tebakan lo benar , Mun ! gue nyesel, udah nyia2in (nama kamu) buat orang kayak Anggi ! Gue nyesel , Mun ! hati gue sakit !”, BD

          “Itu juga yang (nama kamu) rasain waktu tau lo selingkuh sama Anggi, bahkan dgn gampangnya lo mutusin dia gitu ajah ! dan sekarang lo kembali, pengen minta maaf lo bilang ? gampang banget lo bilang ? oh, atau bahkan lo berniat pengen ngajak dia balikan ? sepupu gue tuh buka ban serep ataupun tempat sampah lo yah !”, Muna

          “Gue gak bakal maksa dia balik sama gue, Mun ! yang gue mau dia mau maafin gue , gue udah punya banyak salah sama dia !”, BD mulai menangis

          “Kenapa lo baru datang sekarang? Kemana lo waktu (nama kamu) nangis ? bahkan air mata lo sekarang udah gak ada artinya lagi, Bid !”, Muna

          “Maksud lo apa?”, BD

          “Lo pengen ketemu (Nama kamu) kan?”, Muna

          “Iyah ! gue pengen banget ,Mun ! please izinin gue ketemu sama dia !”, pinta BD

          Muna menutup pintu rumahnya dan menarik lengan BD masuk ke mobilnya.

          “Kita mau kemana?”, heran BD

          “Nanti lo juga tau !”, ujar Muna sambil menyetir.

          “Ke..kenapa kita kesini, Mun?”, lirih BD semakin heran ketika ia ditarik Muna ke pemakaman.

          “Liat itu !”, Muna menunjuk sebuah nisan bertuliskan (NAMA KAMU) *gak minta2 loh ini ._.

          Kaki BD langsung melemas, tak mampu lagi menopang dirinya berdiri, ia langsung terisak memeluk nisan tersebut.

          “2 bulan yang lalu (Nama kamu) meninggal. Leukemia. Gue sendiri juga kaget pas dengernya. Setelah sekian lama ternyata (nama kamu) menyembunyikan penyakit itu dari semua orang. Gue baru tau setelah ia dilarikan ke rumah sakit di saat2 terakhirnya. Temen2 semuanya udah tau, tapi kita gak mau kasi tau ke lo ataupun ke Anggi, karena kita tau, kalian pasti gak akan peduli !”, jelas Muna dgn menangis

          “Gue nyesel Mun ! gue nyesel bahkan gue belum minta maaf ke dia sebelum dia pergi !”, BD tak sanggup melanjutkan kata2nya

          “Dia udah maafin lo ! bahkan sebelum lo minta maaf ! dia gak pernah benci sama lo ! dia selalu sayang sama lo bahkan dia masih sayang dan nganggep Anggi sahabatnya. Sering gue nyuruh dia ngebunuh perasaan itu ke lo, tapi gak bisa, rasa itu selalu tumbuh subur di hatinya buat lo ! bahkan disaat terakhirnya dia masih berharap lo dateng , tapi itu gak mungkin !”, Muna juga sudah tidak sanggup lagi

          “Gue juga nyesel !”, ucap seseorang yang tiba2 berdiri di sisi sebelah makam  (nama kamu)

          “Anggi?”, BD dan Muna bersamaan

          “Gue udah tau semuanya dari Karel dan Bryant ! gue tau sejak seminggu yang lalu, makanya itu gue sengaja macarin cowok lain dan biarin BD mutusin gue. Gue mau tunjukin ke BD kalo gue bukan cewek yang baik buat dia, Cuma (nama kamu) lah yang terbaik. Sorry waktu itu ge terlalu terobsesi sama anak baru yang jadi cowok terkeren di sekolah, tapi ternyata cowok itu sukanya sama (Nama kamu), sahabat gue. Tapi teganya kenapa gue ngerebut cowok itu dari dia? Sebenarnya sikap (nama kamu) ke gue di hari kelulusan itu udah mengetuk pintu hati gue, gue tau dia baik, gak dendam ke gue. Bahkan nganggep gue sahabatnya.”, ucapan Anggi terhenti Karen isaknya.

          Muna segera menubruk tubuh gadis ini, “Gue percaya  Anggi yang dulu asti kembali ! gue tau lo baik ! bahkan waktu itu gue gak nyangka lo tega ngelakuin itu ke (nama kamu) ! tapi gue yakin, (nama kamu) gak akan dendam ke lo !”, lirih Muna memeluk sahabat lamanya ini.

           Rintik pun mulai menjatuhi bumi. Dan perlahan-lahan berubah menjadi hujan yang deras. Siang ini hujan menyelimuti kesedihan yang dirasakan 3 sahabat ini. Tapi yang pasti, berapa pun air mata yang mereka keluarkan, sampai membuat Jakarta banjir sekalipun, itu tidak akan membuat (Nama kamu) kembali ke sisi mereka.


~The End~

‘yeay abis !! Gimana ? Berantakan yah ? Ancur banget yah ? Lebay yah ? Sorry deh, aku bukan penulis handal.

..::Eneng’dylah::..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar